29 April 2010 10 comments

The Ghost Writer [2010]


Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense

what would you do if you were assigned to edit and rewrite an ex Prime Minister of Great Britain?
be suspicious, that's for sure.

seorang penulis [Ewan McGregor], yang tidak pernah disebut namanya sepanjang film, ditugaskan untuk mengedit sebuah memoir yang ditulis oleh seorang mantan Perdana Menteri Inggris [Pierce Brosnan, an Irish for a Britain's Prime Minister? fancy that!]. bahkan semenjak dia ditugaskan, sang penulis, The Ghost, sudah mendapatkan firasat tak enak.

dan firasatnya mungkin benar.
dimulai dari insiden kematian [pembunuhan?] yang menimpa penulis sebelumnya, yang juga merupakan ajudan sang Perdana Menteri, lalu perampokan ketika dia baru saja pulang dari interview dengan para penerbit, perjalanan jauh yang ditempuh dari London sampai ke sebuah pulau tempat tinggal sang Perdana Menteri, hingga kasus yang ternyata masih menghantui kehidupan sang Perdana Menteri, Adam Lang.




naskah asli memoir Lang disimpan di rumah peristirahatannya, dengan sistim pengamanan yang luar biasa, bahkan dibuat seolah2 kalau bukan orang dalam yang membuka laci tempat penyimpanan, alarm akan meraung2 seisi rumah. dan The Ghost pun tidak ditempatkan di rumah itu, demi keamanan. sampai ketika kamar hotel The Ghost didobrak seseorang.
kemudian asisten pribadi Lang memindahkan The Ghost ke rumah itu, dengan alasan agar dia bisa bersama memoir itu setiap saat. dan ditempatkanlah dia di kamar yang dulu dipakai almarhum ajudan yang meninggal.

ternyata masih ada teka-teki yang harus dipecahkan The Ghost selain kasus yang mengikuti Lang. proifesinya pun beralih dari penulis memoir menjadi detektif.

sebuah karya Roman Polanski ketiga yang gue tonton setelah Ninth Gate dan The Pianist. dan seperti karya2 sebelumnya, angle2 pengambilan gambarnya sangat luar biasa, dan konflik2nya pun spektakuler. well, mungkin The Pianist tak begitu banyak konflik ya, hanya depression. dan entah kenapa di film ini gue merasakan aura ketidaksukaan yang sangat kuat dari sang sutradara kepada Amerika. dan Inggris mungkin.

gue bukan seseorang yang mengerti politik dan semacamnya, tapi gue suka film ini. gue suka twist yang ada, dan endingnya pun mengejutkan. walaupun terasa lama filmnya, tapi gue tetap ikhlas menmgikuti jalan cerita, dan petualang The Ghost dalam mencari bahan untuk memoir sang Perdana Menteri, walaupun yang bermain di film ini Ewan McGregor dan Pierce Brosnan.

hal lain yang gue suka di film ini, sarkasme yang betebaran dengan indahnya sepanjang film. asli gue suka banget sama dialog2nya. mantap. dan tentu saja, bokong sang Obi-Wan Kenobi. oya, Kim Cattrall [however her name spelt!] juga oke aktingnya di sini. walopun i don't give a fuck about Sex And The City and all its casts, tapi gue cukup suka liat performance dia di film ini. dan yang jadi istrinya Adam Lang [Olivia Williams] ... koq mukanya kaya Benicio Del Toro versi perempuan ya?

waktu nonton ini gue sebel banget sama segerombolan ceweq2 berisik yang duduk di belakang gue. norak banget! pengen gue guyur Pepsi rasanya!
but, overall, film ini cukup worth untuk ditonton di bioskop, one of those movies yang lo tonton di bioskop karena ceritanya. well, basically, gue orang yang nonton film di bioskop karena ... yah, gue pengen cari hiburan aja. perkara dapet cerita bagus dan visual bagus ya alhamdulillah. harap maklum, kemampuan otak saya terbatas, beda sama mereka2 yang kalo nonton film ngandelin cerita.

ah, a comment from someone i know about the movie:

Enjoyed The Ghost, despite a couple of implausible moments: Cherie Blair seducing Obi Wan Kenobi? Don't think so.

ps. image came from Google Image Search




18 March 2010 24 comments

Shutter Island [2010]


Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense

satu lagi karya Martin Scorsese yang melibatkan Leonardo DiCaprio. tampak sutradara yang satu ini menemukan muse baru. dan tetap Italiano. walaupun saya tetep lebih suka Bobby DeNiro *ngikik2 geli teringat ikan hiyu bertahi lalat dan ikat kembung beralis tebal di SharkTale*

Shutter Island adalah sebuah pulau tempat dibangunnya sebuah lembaga permasyarakatan [yang lebih mirip sebuah asylum], Ashecliffe Hospital. Marshall Edward Daniels [Leonardo DiCaprio] dan partner-nya, Chuck Aule [Mark Rufallo], dipanggil untuk menyelidiki hilangnya seorang pasien dari tempat itu. sebuah tempat yang dijaga sangat ketat, dengan peraturan yang tak kalah strict. satu2nya petunjuk yang dia punya adalah notes kecil bertuliskan "who is number 67?" yang ditinggalkan oleh pasien yang melarikan diri itu, Rachel Solando [Emily Mortimer yang tetap cantik walaupun psycho].







Teddy dibantu oleh dokter pemimpin rumah sakit itu, Dr. Cawley [the magnificent Ben Kingsley], walalupun sekilas sang dokter tampak seperti menyulitkan penyelidikan. dan entah kenapa selama berada di pulau itu, Teddy terus2an bermimpi mengenai istrinya, Dolores Chanal [Michelle Williams, yang tampak paling sakses berkarir dibanding fellow alumni Dawson's Creek yang lain], yang terbunuh oleh tukang ledeng mereka, Andrew Laeddis [Elias Koteas]. belakangan Teddy mengetahui kalau Laeddis juga berada di lembaga pemasyarakatan itu, bahkan berada di bangsal tempat pasien2 yang peling berbahaya.

setelah melakukan beberapa penyelidikan, Teddy mulai bertanya2, apakah dia betul dipanggil ke pulau itu karena diminta untuk membantu mencari pasien yang hilang ataukah ada konspirasi lain. dan kenapa semua petunjuk yang dia dapatkan menunjukkan adanya sebuah treatment ilegal untuk para pasien.
dan belakangan, Teddy mulai berpikir, mungkinkah dia sendiri menjadi gila karena berada di tempat itu, dengan semua penyelidikan yang dia lakukan?





pendapat utama saya mengenai film ini, yang ternyata juga didukung oleh Pak Bos Gantengnya Rendy, anti klimaks. plot dan ketegangan sudah dibentuk semenjak awal film hingga pertengahan, tapi entah kenapa, ketika film ini sampai ke pusat masalah, justru mengalami penurunan adrenalin.

belum lagi scoring lebay yang tidak pada tempatnya di awal film. menyebalkan sekali.
akting para pemeran sangat oke, walaupun saya masih belum bisa get over suara kekanakan Leo DiCaprio, agak2 gimana gitu ngeliat dia berperan jadi seorang lelaki dengan suaranya yang seperti itu.

dengan tidak mengurangi rasa hormat pada Tuan Scorsese, setelah menonton film secara keseluruhan, saya menyadari kalau jenis film seperti ini sudah cukup banyak di perfilman Indonesia, baik film layar lebar maupun shitnetron. dan saya sendiri sedikit teringat dengan sebuah film John Cusack, judul saya rahasiakan, siapa tahu ada yang bisa menebak plot film iini kalau saya sebut judulnya.

tapi saya tidak merasa menyesal telah mengeluarkan 25ribu untuk menonton film ini di malam minggu, pukul 10 malam bersama Rendy dan Otan.
a joyful ride, indeed.

ps. image taken from Google Image Search



27 October 2009 32 comments

Inglourious Basterds

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Cult

welcome to the war fairytale by the fabulous Quentin Tarantino.

tampaknya film ini akan menambah koleksi film Nazi-related gue di masa depan *gadis psikotik*. see? i told you, Nazi is something trendy these days. seems like anything with red flag and a black swastika on white circle related is something sells.

selain nama sang sutradara yang menarik perhatian gue di film ini adalah ... Nazi :|
awalnya rada ga minat sih sama ni film, gara2 makluk berkumis sok keren yang nongol2 di posternya. jiji. tapi yah, demi Om Tarantino, kujabani juga nonton Basterds ini.

nonton Inglourious Basterds adalah salah satu agenda jumpa kangen hewan2 Disney. yep, wiken kemaren gue dan si Beruang Kutub pergi mengunjungi sang Rubah di sarangnya. setelah bingung gimana mo ngisi waktu hura2 yang ga pake anonoh autis, kami memutuskan untuk nonton film ini.
ada yang aneh ketika baru memasuki studio. bukan, bukan karena layarnya yang super gede, mata gue berasa kaya bunglon - sebelah gerak ke kiri, sebelah gerak ke kanan - tapi kenapa salah satu penonton adalah seorang om2 yang membawa cucunya anaknya yang masih pecicilan di bawah umur. BANGET. tu om2 tau ga sih ni film apa? jangan mentang2 anaknya punya tato 666 demen si Jebred trus membabi buta ajak dia nonton film si Jebred dong.

Inglourious Basterds adalah sekelompok orang sinting yang bertujuan untuk membalas kekejaman tentara Nazi kepada kaum Yahudi. yep, geng sableng ini isinya orang2 keturunan Yahudi.

"We will be cruel to the Germans, and through our cruelty they will know who we are. And they will find the evidence of our cruelty in the disemboweled, dismembered, and disfigured bodies of their brothers we leave behind us. And the German won't not be able to help themselves but to imagine the cruelty their brothers endured at our hands, and our boot heels, and the edge of our knives. And the German will be sickened by us, and the German will talk about us, and the German will fear us. And when the German closes their eyes at night and they're tortured by their subconscious for the evil they have done, it will be with thoughts of us they are tortured with. Sound good?"


"When you join my command, you take on debit. A debit you owe me personally. Each and every man under my command owes me one hundred Nazi scalps. And I want my scalps. And all y'all will git me one hundred Nazi scalps, taken from the heads of one hundred dead Nazis. Or you will die tryin'."
- Lt. Aldo Raine -

noice.

on the other side, ada seorang gadis [tjuwantek jelita!!] yang menyimpan dendam kepada seorang Kolonel Nazi yang membunuh keluarganya ketika dia masih kecil. bukan, namanya bukan O-Ren Ishii koq, bener. dan emang jodoh dendam enggak bakal kemana, beberapa tahun kemudian ketika dia sudah tinggal di Perancis, bahkan mengganti namanya, seorang pahlawan perang Nazi kesuat2 olehnya, dan bahkan sampai meyakinkan seorang produser film untuk mempremierekan [bahasa apa ini?!] film tentang seorang gadis Indonesia yang ngakunya disiksa Pangeran negeri sebrang dirinya, yang dibintangi juga oleh sang gadis Indonesia yang PUWOL!! ga bisa ektingnya. marah, nangis, seneng, ngeden, takut mukanya gitu doang! kaya dibotox! tentara muda itu, di bioskop yang dimiliki gadis Yahudi cantik itu. sumpah tu ceweq cantik banget!

typical Tarantino, film ini juga dibagi2 menjadi beberapa chapter. dan seperti membaca sebuah kumpulan cerpen yang saling berkaitan, begitupun film ini. setiap chapter baru, kita akan disuguhi sebuah cerita utuh. mulai dari perkenalan, klimaks dan ending. menarik.
dan di masing2 chapter ada adegan2 violence ala sang sutradara. adegan violence yang sangat berlebihan dan jadi lebay! [14 liter darah keluar dari perut Tim Roth sepanjang film, dan di akhir film dia masih hidup, hello?]

gue cukup suka film ini. walaupun tidak sehebat para pendahulunya, sehingga gue mungkin belum mau menontonnya lagi dalam waktu dekat. tapi gue ga keberatan untuk membeli dvdnya. jalan ceritanya rapi, dialog2nya cerdas, pengambilan angle yang spektakuler, dan cast yang luar biasa.
ya, bahkan si Jebret itu pun tampil bagus di film ini. sebenernya dia emang bagus sih main pilmnya kalo bukan pilm komersil gitu. enek banget liat dia di Mr. & Mrs. Smith, sok ganteng banget. emang lagi masa2 caper ke Angelina Jolie kali ya? >_<



tapi kayanya gak worth aja gitu taro ni manusia di film ini gede2 di poster, porsinya dikit banget, dan dia kebanting sama yang jadi Colonel Landa. gila ni orang mantap banget!! dan jadi Hitler kocak banget!

nein nein nein nein nein nein nein!!!
- Adolf Hitler -


*ngakak guling guling* gue teringat sama Hitler yang di Russian Rhapsody nya Warner Bros XD oh ya, dan soundtracknya? noice. gue expect di album soundtracknya ada beberapa track yang dialog dari film ^^
watch out for Samuel L. Jackson's voice, peeps. the true bastard's voice. emh!

so, kalo  kalian penggemar film2 Tarantino, nontonlah film ini dan bersenang2lah. kalo bukan ya ... ikuti kata hati sajah. waktu kami nonton film ini, di tengah2 film ada segerombolan ababil yang keluar dari studio. mungkin otaknya ga nyampe ya untuk nonton ini? atau mereka hanya tertarik sama nama si Jebred itu doang?
siapa suruh.

ps. pictures came from Google Image Search.



19 October 2009 13 comments

The Ugly Truth

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Romantic Comedy

To:
Sup
Message:
Suy, aku mau kentjan gembira ma Gerry ma Pol ya.

From:
Sup
Message:
*GAMPAR*

To:
Sup
Message:
Suy aku mau .... sidak si Gerry ya.

dan setelah tertunda sehari, kejadian sidak menyidak laki orang Gerry itu terjadi juga. Sabtu kemaren gue dengan sakses nonton Ugly Truth sama si Pol dan Shinta.

awalnya niatan gue nonton ini murni mau liat BUTT-nya Gerry Butler *dirajam Sup trus dibuang ke sungai Anduin bareng perahu yang buat angkut mayat Pangeran Gondor*. filmnya yah gue expect standar rom-com lah. dan setelah gue nonton... emang standar rom-com ceritanya. tapi "pesan moral"nya mantaBH banget, jendral!!

centre cerita ini adalah Abby dan Mike, 2 manusia yang sifatnya bertolak belakang. Abby adalah perempuan yang hidup di dunia soap opera dan Harlequinn, di mana cowoq2nya adalah impian setiap wanita [well, y'know, baik hati,sopan, cerdas, pengertian, menerima wanita apa adanya, blah blah blah blah ...] dan Mike adalah seorang laki2 yang ... real. dia kasar, ngomong dulu baru mikir, blak2an dan yang sangat tipikal laki2 ... dia visual. it was the body that impress him first, not the brain.

yes, women, THAT is a real man!

anyway, Abby adalah seorang produser acara tv yang ratingnya mulai menurun. dan Mike adalah pembawa acara talk show yang membahas relationship pria-wanita. from the hard way. yep, Mike terang2an bilang kalo yang diliat cowoq pertama kali dari perempuan adalah fisiknya.

and here's where the fun starts.

Abby yang kaku jelas ga suka sama attitude Mike. ditambah lagi juragan studio tvnya mencomot Mike untuk mengisi sebuah segmen di acara berita pagi stasiun mereka. dengan gayanya yang nyolot blak2an itu. ughyeah banget deh!
dan apa yang terjadi? dengan sakses Mike menaikkan rating acara pagi itu! tentu saja dengan gaya hostingnya yang nyeleneh [nyuruh kedua pembawa acara ciuman live on air, hello?]

kontras antara Abby dan Mike makin seru ketika Abby ngincer tetangganya yang dokter, dan "memenuhi semua checklist yang dia bikin untuk seorang pacar impian".

tapi dibalik semua kegilaan Mike, ternyata ... he's not all that bad. walopun sayang sekali sisi ini jarang sekali ditonjolkan. di film ini. beh.

gue suka film ini karena the ugly truth itself yang dikasihliat sepanjang film. well, dari posternya aja juga udah bisa kebaca kan pola pikir kebanyakan cowoq yang emang bener, dan pola pikir ceweq yang ... emang bener juga. gimana ceweq2 kalo ngedeketin cowoq2 tuh berusaha kasih liat sifat terperfect mereka dengan maksud jaga image dimata si cowoq. dan selang beberapa lama setelah in a relationship, keluarlah sifat asli masing2 dan apa yang terjadi? sukur kalo sifat asli ga jauh2 amat sama sifat palsu, kalo bertolak 180 derajat?
mati aja lu!
padahal sebenernya buat apa sih susah2 jadi orang lain "cuma" buat menarik perhatian cowoq? toh ujung2nya yang diperatiin ma tu cowoq juga fisik, dan kalo dia suka ya dia juga bakal jadi orang lain yang bukan dia demi usaha to get in women's pants.


dan buat ceweq2 juga, sebaiknya ga usah cari pasangan yang ribet2 sesuai segala kriteria yang mungkin udah kita buat dari kecil. to be really honest, i did have that such checklist when i was younger, dan hasilnya? nol. none. nada. zip.
gue ga pernah nemuin cowoq yang bener2 sesuai dengan checklist gue itu.
perlu dicatat, list itu dulu eksis ketika gue masih 100% suka laki, dan tentu saja gue mengharapkan pasangan cowoq yang 100% suka ceweq.

tentu saja gue ga dapet. gue kan idup di dunia nyata. bukan dunia soap opera atau SHITnetron.
so, ladies, stop watching sopa operas if you want to get yourself a decent man. and you don't have to look, he will come to you. really.

oh ya btw, si Katherine Heigl itu pas interview E! Behind The Scenes suaranya keren, koq di film ini enggak ya? terdengar seperti wanita Amerika kebanyakan. dan fromsome angles, she looked like Scarslutt Johanssen. idih!
but Katherine's prettier. WAY prettier. and looked smarter.

well, film ini cukup menghibur kami bertiga. terbukti 3 anak manusia jahanam ini tertawa paling semangat ketika menonton. downside dari film ini mungkin endingnya yang cukup tipikal rom-com. tapi setelah itu ada penghujung yang cukup touche buat yang nonton. hehehe.


ps. images came from Google Image Search





06 October 2009 6 comments

Phobia 2

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Horror

when i first watched the first Phobia [4BIA], i thought it was smart, frightening and a favourite. when i heard there was a sequel, i made up my mind, that i must watch it in the cinema. it should worth.

so last night, i went to see it with my Polar Bear and Otan. my sister.

here are the stories. taken from wikipedia [with some of my editing, since it's still fresh in my memory], cuz i simply too lazy to write my own :p

Novice

the story focusing on a 14 year old; Pey, who has committed a crime Pa-Hin (throwing rocks) (being on the motorcycle throwing rocks to the cars windshield waiting for the car to crashed then steal money and other valuable items from the owner) and in order to keep the news low his mom decided that Pey must get ordained to become a buddhist novice to escape the crime he commited, under the guise of a monk, Pey remains unnoticed as a criminal. However, something deep down inside is bothering him. As he spend the night in the woods trying to meditate something is bothering him, his thoughts and something else. The grip of fear tightens as he realizes that 'karma' has no friend or foe when deciding a man's fate or fortune.


Ward

Arthit; a playful teenager crashes his bike and breaks both legs. At the hospital he has been moved from the ER room to a shared room. In the room, there is an old man in a coma who has been waiting for almost a month for his family to decide to pull the plug on his oxygen. What happens that night will make Arthit realize that being alone is always better that being around bad company.

Backpackers

Upon graduation, a young Japanese couple decided to travel around Thailand by backpacking. After failed attempts to hitchhike from Samui island to Bangkok, the boyfriend waves a 1,000 Baht note in hopes to entice passing cats to pick them up. What is hiding inside the truck's trailer? Is there something deeper and darker that lurks behind the kind smiling face of the truck driver who lets them hop in? The answers to these questions will cause an adrenalin rush like no other.

Salvage

Nuch is a car dealer. She makes her living by rebuilding severely damaged cars. But little do unsuspecting bargain hunters know, beneath the new upholstery and shiny repainted exteriors are cars with horror pasts. One night after closing the car garage she discovers her son is missing. Reviewing the security camera tapes she sees her son climb inside a car that she recently bought but nowhere on tapes has him climbing out "Cemetary Garage" where you drive off with more that you bargained for.

In Between

[note: i changed the title, it's not In The End as Wikipedia said. and it's quite interesting, since the four blokes in this segment are also in the 4BIA. and on the same titled part.]
Ter, Puak, Shin and Aey are the movie crew of an upcoming horror movie. They are shooting their last scene. On the last night, Puak is trying to be cool and tells one of the sick cast members that, "the show must go on". So when that actress accidentally dies during the filming she makes sure to come back from the dead to finish her role. The four of them must shoot the movie that has a real ghost playing the role of ghost in the end. and the main actress must not know about this.


if you seen the first 4BIA, you all can rejoice, because there's no ugly 3D-ed ghoul in this one. but, it took price to exchange. the stories are not as smart as the first one, some of them are overdone. if i went to see it for free, i might walked out on the third segment. it's fucking gory and i hate it. right from the very first segment.
bah!

but, i think i made the right decision to ask my friends who'd seen it, what do they think about it. when they told me that the four blokes from the first movie appeared again and their part this time was way better and funnier. so i didn't actually wasting my 25k rups to watch blood spilled here and there [bugger off SAW and HOSTEL!!!! *gives finger*]

in my opinion, the second and last parts are alright. less blood, [somewhat] reasonable plot - especially the last one, love the twist! gah. i hate hospitals >_<

my least favourite? the third one. BAH!!


24 August 2009 35 comments

Lajang dan Nikah, Sama Enaknya, Sama Ribetnya

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:NisaSeliya, Okke Sepatumerah
gue pertama kali mengetahui keberadaan buku ini dari kolom review majalah kantor gue.
pertama liat gambarnya, koq lucu ya?
trus baca judulnya ... ngikik2 sendiri.
baca belakangnya, widih ... makin ngebet pengen baca XD

buku ini diangkat dari blog yang isinya seputar cerita perempuan2 lajang dan perempuan2 yang sudah menilkah. gimana yang lajang ga akan bisa lolos dari pertanyaan "kapan nikah? mana nih calonnya?" wateper watdehel gitu. yeah, gue juga sering dapet pertanyaan itu. dan gue sangat menanti2kan untuk menjawab "saya nunggu anak Tante cukup umur." atau "nanti Tante, begitu pacar saya selesai urus surat cerai dari suaminya."
atau mereka yang sudah menikah yang merasa kehilangan those butterflies in the stomach when they meet their crushes, girls night out bersama teman2 dan lain2.

gue menyelesaikan membaca buku ini dari jeda imsak sampai tidur setelah subuh. dan emang seru banget bacanya. gue baca segmen si lajang tuh berasa liat gue sendiri. hahahaha. yah, bedanya dia kerja freelance dan mampu travelling2 gitu, sedangkan gue enggak.
BELUM!

first destination: visiting Mas Ditto in Melbourne, then off to Adelaide. ughyeah!

dan membaca segmen menikah, itu adalah kondisi yang sangat gue hindarkan. nikah muda [banget], langsung punya anak, dan masih tinggal di Pondok Mertua Indah *no offence untuk kalian yang melakukan demikian*

untuk style penulisan, gue sangat suka stylenya si lajang. fun, energetic dan santai. enak aja gitu bacanya. dan sangat disayangkan, untuk segmen menikah aura penulisannya tuh mellow dan sendu. even ketika dia sedang menceritakan kalau dia itu senang.
kenapa ya? apa mau memberikan kesan mature?
tapi koq ga dapet ya? malah kayanya dia agak2, kasarnya nih, emosi datar cenderung menurun ketika menceritakan hidupnya sebagai istri orang dan ibu 2 anak.
dan entah kenapa malah bikin pembaca[baca: GUWE!!!] enggak merasa termotivasi untuk menjalani hidup kaya dia [baca: nikah muda, punya anak, tinggal di Pondok Mertuwa Indah]!
tapi ada yang bisa gue pahami dari kesenduan sang menikah. pertanyaan bererot yang kayanya kalo enggak ditanyain dunia juga ga bakal kiamat. pertanyaan yang dimulai dari "kapan nikah?" dan diikuti dengan "kapan punya momongan?" dan masih ada lanjutannya "kapan nambah anak?" truuusss aja ke "kapan mantu?"
iiih!! sumpah deh gatel2 banget sih mulut orang2 itu?

well, buat kalian2 yang sedang memikirkan mau menikah di usia muda [twenty to thirty something], ada baiknya sih baca buku ini, buat "research2" aja gitu.
marriage is a big step, and you better make sure you are DEFINITELY ready for it.
and, to top it all, you're doing it with the right person.



07 August 2009 19 comments

GI Joe: The Rise of the Cobra

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure

last night i got this bastardly luck again. well, after being offered to make a report fromthe upcomingJava Rockingland [comes with a free entry, mind you], gue diberikan sepasang tiket gratis menonton premiere GI Joe: Rise Of The Cobra *thank you, Ficky!!*. walopun jam mainnya cukup malem, yaitu jam 9 malem, tapi tetep aja gue ma partner gue cabut ke TKP.

jujur aja gue ga expect apa2 dari film ini, kecuali Sienna Miller. well, itu pun juga bukan yang bela2in nonton kaya dulu Van Helsing [yep, sutradara dua film ini orang yang sama, Stephen Sommers]. dan mengingat film2 beliau yang dulu2, kaya Sang Ibu The Mummy, Sang Ibu Kembali The Mummy Returns dan Van Helsing, menurut gue film2 itu cukup menghibur. terbukti dari beberapa kali tempat kerjanya Shin yang sekarang ada sebuah stasiun tipi lokal yang sering banget muter tu pelm, sampe orang2 senusantara khatam sama linesnya, gue dengan setia akan ngejogrog depan tipi aja gitu ngakak2 sambil nonton, dan tak lupa smsan sama Sup.

so, gue mikir filmnya bakal semacam2 itu. film dengan bungkusan action, tapi dalemnya komedi.

dan apa yang gue dapat?
kesalahan.

oh my God, gue bersyukur gue enggak bayar untuk menonton film ini.
film berdurasi 2 jam yang terasa seperti 2 hari. dan cukup mengingatkan pada Superman Returns. bukan, bukan karena ada orang maha kuwat yang cuma bisa ditaklukan sama sepotong batu hijau cantik. tetapi karena bagian yang menurut gue sangat menarik adanya seorang penganten pria berkeliaran main pedang ada di depan. saja.
tapi emang gue akui cameo2 yg ada cukup oke [anjrot, Brendan Fraser ganteennggg sekali berseragam!!], dan dari segitu banyak lelaki yang ada di film ini, namanya Joe semua dong bo *rolls eyes cynically*  dan oufit pas mereka kejar2an di Paris bagus.

tapi actionnya itu booooooo ... gila lama banget!! aslilaaahh!! apalagi yg udah ke belakang2, sumpah gue capek banget ngeliatnya! dan banyak sekali keganjilan2 yang gue temukan di sini. yang jelas sih, obsesi siapapun-di balik-pengerjaan-film-ini cukup terlaksana. para karakter utama film ini berhasil mengalahkan jarak tempuh berlarinya Daniel Craig di Casino Royale. bravo!

jalan ceritanya cukup cetek, dan dialog2 yang oh-so-american movies. so hollywood. tapi ada sih line yang buat gue legendary banget, yaitu ketika ada dua lelaki berkomunikasi ada dua kalimat berikut ini: 'so, what's your status?' dan 'and, now we are alone'.
oh yeah.

dan menurut Rendy, beberapa adegan ada yg mengingatkan akan Star Wars, despite the fact di film ini ada Ray Parker yg jadi Darth Maul. dan emang bener sih ada seorang penganten pria berkeliaran main pedang sepotong adegan singkat yang membuat gue bersiap2 mendengarkan desahan seksi Darth Vader sebelum mengucapkan 'Luke, i am you father.'
tapi sekali lagi gue salah.
salah film, tepatnya.

dan judul film ini? tsk, bener2 ga sesuai sama isinya.
endingnya? membuat gue mengerang, 'NOOOOOO!!!!!'

maybe Stephen Sommers shouldn't give up working on movies he can do best, such as The Mummy and Van helsing.

duh ... udah deh. ga baik kayanya gue terusin ni review.
padahal gue ga bisa bikin film :|

ps. pic came from Google Image Search


 
;