24 August 2009 35 comments

Lajang dan Nikah, Sama Enaknya, Sama Ribetnya

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:NisaSeliya, Okke Sepatumerah
gue pertama kali mengetahui keberadaan buku ini dari kolom review majalah kantor gue.
pertama liat gambarnya, koq lucu ya?
trus baca judulnya ... ngikik2 sendiri.
baca belakangnya, widih ... makin ngebet pengen baca XD

buku ini diangkat dari blog yang isinya seputar cerita perempuan2 lajang dan perempuan2 yang sudah menilkah. gimana yang lajang ga akan bisa lolos dari pertanyaan "kapan nikah? mana nih calonnya?" wateper watdehel gitu. yeah, gue juga sering dapet pertanyaan itu. dan gue sangat menanti2kan untuk menjawab "saya nunggu anak Tante cukup umur." atau "nanti Tante, begitu pacar saya selesai urus surat cerai dari suaminya."
atau mereka yang sudah menikah yang merasa kehilangan those butterflies in the stomach when they meet their crushes, girls night out bersama teman2 dan lain2.

gue menyelesaikan membaca buku ini dari jeda imsak sampai tidur setelah subuh. dan emang seru banget bacanya. gue baca segmen si lajang tuh berasa liat gue sendiri. hahahaha. yah, bedanya dia kerja freelance dan mampu travelling2 gitu, sedangkan gue enggak.
BELUM!

first destination: visiting Mas Ditto in Melbourne, then off to Adelaide. ughyeah!

dan membaca segmen menikah, itu adalah kondisi yang sangat gue hindarkan. nikah muda [banget], langsung punya anak, dan masih tinggal di Pondok Mertua Indah *no offence untuk kalian yang melakukan demikian*

untuk style penulisan, gue sangat suka stylenya si lajang. fun, energetic dan santai. enak aja gitu bacanya. dan sangat disayangkan, untuk segmen menikah aura penulisannya tuh mellow dan sendu. even ketika dia sedang menceritakan kalau dia itu senang.
kenapa ya? apa mau memberikan kesan mature?
tapi koq ga dapet ya? malah kayanya dia agak2, kasarnya nih, emosi datar cenderung menurun ketika menceritakan hidupnya sebagai istri orang dan ibu 2 anak.
dan entah kenapa malah bikin pembaca[baca: GUWE!!!] enggak merasa termotivasi untuk menjalani hidup kaya dia [baca: nikah muda, punya anak, tinggal di Pondok Mertuwa Indah]!
tapi ada yang bisa gue pahami dari kesenduan sang menikah. pertanyaan bererot yang kayanya kalo enggak ditanyain dunia juga ga bakal kiamat. pertanyaan yang dimulai dari "kapan nikah?" dan diikuti dengan "kapan punya momongan?" dan masih ada lanjutannya "kapan nambah anak?" truuusss aja ke "kapan mantu?"
iiih!! sumpah deh gatel2 banget sih mulut orang2 itu?

well, buat kalian2 yang sedang memikirkan mau menikah di usia muda [twenty to thirty something], ada baiknya sih baca buku ini, buat "research2" aja gitu.
marriage is a big step, and you better make sure you are DEFINITELY ready for it.
and, to top it all, you're doing it with the right person.



07 August 2009 19 comments

GI Joe: The Rise of the Cobra

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure

last night i got this bastardly luck again. well, after being offered to make a report fromthe upcomingJava Rockingland [comes with a free entry, mind you], gue diberikan sepasang tiket gratis menonton premiere GI Joe: Rise Of The Cobra *thank you, Ficky!!*. walopun jam mainnya cukup malem, yaitu jam 9 malem, tapi tetep aja gue ma partner gue cabut ke TKP.

jujur aja gue ga expect apa2 dari film ini, kecuali Sienna Miller. well, itu pun juga bukan yang bela2in nonton kaya dulu Van Helsing [yep, sutradara dua film ini orang yang sama, Stephen Sommers]. dan mengingat film2 beliau yang dulu2, kaya Sang Ibu The Mummy, Sang Ibu Kembali The Mummy Returns dan Van Helsing, menurut gue film2 itu cukup menghibur. terbukti dari beberapa kali tempat kerjanya Shin yang sekarang ada sebuah stasiun tipi lokal yang sering banget muter tu pelm, sampe orang2 senusantara khatam sama linesnya, gue dengan setia akan ngejogrog depan tipi aja gitu ngakak2 sambil nonton, dan tak lupa smsan sama Sup.

so, gue mikir filmnya bakal semacam2 itu. film dengan bungkusan action, tapi dalemnya komedi.

dan apa yang gue dapat?
kesalahan.

oh my God, gue bersyukur gue enggak bayar untuk menonton film ini.
film berdurasi 2 jam yang terasa seperti 2 hari. dan cukup mengingatkan pada Superman Returns. bukan, bukan karena ada orang maha kuwat yang cuma bisa ditaklukan sama sepotong batu hijau cantik. tetapi karena bagian yang menurut gue sangat menarik adanya seorang penganten pria berkeliaran main pedang ada di depan. saja.
tapi emang gue akui cameo2 yg ada cukup oke [anjrot, Brendan Fraser ganteennggg sekali berseragam!!], dan dari segitu banyak lelaki yang ada di film ini, namanya Joe semua dong bo *rolls eyes cynically*  dan oufit pas mereka kejar2an di Paris bagus.

tapi actionnya itu booooooo ... gila lama banget!! aslilaaahh!! apalagi yg udah ke belakang2, sumpah gue capek banget ngeliatnya! dan banyak sekali keganjilan2 yang gue temukan di sini. yang jelas sih, obsesi siapapun-di balik-pengerjaan-film-ini cukup terlaksana. para karakter utama film ini berhasil mengalahkan jarak tempuh berlarinya Daniel Craig di Casino Royale. bravo!

jalan ceritanya cukup cetek, dan dialog2 yang oh-so-american movies. so hollywood. tapi ada sih line yang buat gue legendary banget, yaitu ketika ada dua lelaki berkomunikasi ada dua kalimat berikut ini: 'so, what's your status?' dan 'and, now we are alone'.
oh yeah.

dan menurut Rendy, beberapa adegan ada yg mengingatkan akan Star Wars, despite the fact di film ini ada Ray Parker yg jadi Darth Maul. dan emang bener sih ada seorang penganten pria berkeliaran main pedang sepotong adegan singkat yang membuat gue bersiap2 mendengarkan desahan seksi Darth Vader sebelum mengucapkan 'Luke, i am you father.'
tapi sekali lagi gue salah.
salah film, tepatnya.

dan judul film ini? tsk, bener2 ga sesuai sama isinya.
endingnya? membuat gue mengerang, 'NOOOOOO!!!!!'

maybe Stephen Sommers shouldn't give up working on movies he can do best, such as The Mummy and Van helsing.

duh ... udah deh. ga baik kayanya gue terusin ni review.
padahal gue ga bisa bikin film :|

ps. pic came from Google Image Search


03 August 2009 23 comments

The Devil Wears Prada

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy

Miranda Priestley: Is there some reason that my coffee isn't here? Has she died or something?

.................

tiba2 gue melihat masa depan gue kalau menikah sama Alex deja vu kalau lagi lembur di kantor begitu menonton film ini.

yup, Devil Wears Prada. akhirnya gue nonton juga ni film, setelah ngekeuh belum mau nonton filmnya sebelum kelar baca novelnya. tapi apa daya, pesona sang Ibu Mertuwa Tante Meryl sangat kuwat dan luwar binasa, aku tak bisa menghindarinya lagi. beliau sangat cantik dan cool sekali di film. dan sangat anggun. dan walopun judesnya bisa nyaingin seseorang di kantor gue ampun2an, tapi tetep aja, gue rela deh diperbudak sama Tante cantik ini *murahanberat.co.uk*

dan Ibu ini jauh lebih baik bitchy nya daripada di bukunya :| gue masih bisa senyum2 gitu ngeliat dia minta hal2 aneh dari Andrea. tapi yg di bukunya rasanya hati sudah ingin mencabik2 rambut perak itu satu demisatu darikulit kepalanya *sadist.co.uk*



well, yah, bo, ini film lama, jadi ya udah deh ya. gue ga usah bikin sinopsisnya segala. gue yakin pasti ada yg lebih khatam sama bukunya dan filmnya daripada gue. yang paling menohok di film ini untuk gue adalah wardrobenya. gila keren banget, bo!
bugger off, Sex and the City! Devil Wears Prada's wardrobe rocks all the way!!
ingin deh rasanya memiliki busana2 itu. walopun kayanya terlalu berlebihan aja buat gue pake ke kantor di sini, plus gue ngeteng pulak. yang ada gue disuitin alay2 dan masteng2 gitu lagi. halah. tapi aku mau baju2 itu!!! terutama yang dipakai Andrea iniiiihhhh!!! *tunjuk bawah*


Maaaaakkkk!!!! keyen bangeeeettt!!! gila, gue suka sekali makeovernya Andrea itu. walopun emang orangnya cakep aja kali yaaa, jadi mo dimake over kaya gimana juga ya udah cakep aja solid totok gitu. nyebelin. sama aja kaya dia di Princess Diaries. nerdy2 lucu gitu dimake over jadi princess. dunia tidak adil :|

di film ini, tentu saja, gue tidak bisa melewatkan ujutannya opersonal asssistant Miranda yang satu lagi, Emily. duh Gusti ... keren2 sekali sih mbakyu2 dua itu.
Emily Blunt totally steals the scenes. she went along better with Meryl Streep than Anne Hathaway. sorry, dearie. and how i love her British accent. so lovely and sexy. and that sassy attitude. oh wow. dan gue suka karakternya Stanley Tucci di sini. [kalo kata Reza dan Rendy] gala banget bo! bencong2 bici yang baik hati gitu deh. aku suka dia. hihihi.

filmnya cukup menghibur dan gue ga ragu untuk menontonnya lebih dari sekali, terutama di waktu senggang gue ketika di luar hujan sambil ditemani secangkir teh atau coklat hangat dan segerobak potato chips atau nutrijell segentong sebagai cemilan karena gue terlalu miskin untuk begajulan bersama teman2 gue. i shall put it along with my other favourite rom-com, loveactually, Kate and Leopold, While You Were Sleeping, About A Boy and Serendipity.


ps.images from Google Image Search


02 August 2009 32 comments

Public Enemies

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
eLmo: Suy, gue tadi liat 2 cowoq ganteng kejar2an, Suy.
Sup: hah? kenapa tuh? pacaran kelewat posesip?
eLmo: ga tau juga sih. tapi emang kayanyanya kejar2an napsu gitu, Suy. pake acara tembak2an, bunuh2an pula. ngeri deh.
Sup: hah? yang bener lo?
eLmo: iya, gue sama Alex sih udah sok tau gitu, bikin kesimpulan sendiri. kayanya cowoq yg mengejar lagi marah gitu gara2 cowoq yg dikejar ngedeketin pacarnya, trus ntar dari yg bunuh2an jadi jatuh cinta gitu.
Sup: ................. *cough*pasanganyanganeh*cough*. trus, lo liatnya dimana mereka bunuh2an?
eLmo: di depan bioskop.
Sup: di depan bioskop atau di DALAM bioskop?
eLmo: uh ....

maaf, sodara2. ternyata saya salah lihat.yang saya lihat itu adalah adegan di Public Enemies. hahahaha ... *dirajam pake ember item merk Anti-Pecah*

wiken lalu gue nonton Public Enemies bersama teman2 tercinta, geng JAHANAM. setelah melalui rapat yang pelik [karena ga ada yang mau memberi kata mufakat nonton Public Enemies atau Harry Potter dan dimana], akhirnya pada hari H, kira2 4 jam sebelum Prengki selesai pengajian di gerejanya PlaNgi  menonton, diputuskan untuk nonton Public Enemies di lokasi yang memungkinkan. awalnya cita2 berkumpul di Plaza Semanggi, tapi berhubung ada 4 manusia yang telat [Jaki, Didiet, Otan dan saya sendiri], akhirnya lokasi menonton dipindahkan ke gedung garing samping kantor  gue :|

kamipun menonton Public Enemies dengan penuh suka cita, dan embel2 dari Te eM untuk membaca segala sejarah FBI, John Dillinger, Melvin Purvis, dll dll dll .. er ... okay.





as we all know, film ini diangkat dari kisah nyata, dan curiganya sih kejadian ini juga adalah cikal bakal terbentuknya FBI [iya, gue males ngecek ke WIkipedia!]. yah eniwei, walaupun melakukan perampokan bank yang tampak brutal, John Dillinger mungkin bisa dibilang mirip Robin Hood. enggak, bukan Johnny Depp mirip Kipin Costner yang beraksen British  luwar binasa itu! *gebrak gebrak kayu 3x* tapi, John DIllinger dalam aksinya bener2 merampok uang yang ada di dalam bank. dia tidak mengambil uang yang sedang disetor nasabah, dan dia tidak mau merepotkan masyarakat sekitar [entah gimana caranya, secara beliau merampok bank?] yang menurutnya adalah tempat persembunyian paling aman. yep, dia bersembunyi sebagai rakyat jelata. he goes to movies, he goes to parties, he walks around like an innocent free man. fancy that!

dan begitu pulalah caranya beliau menemukan cintanya. ketika sedang menghadiri salah satu pesta. duh Gusti ... kalo gue ketemu orang macam Johnny Depp di pesta2 pejabat gitu, ngintil deh gue ikut dia pulang! ghu! *disambitin Sup dan Alex ... ngumpet di balik panci*
line2 beliau ketika mendekati sang gadis, Billie, puwol pisan deh! bener2 kudu dicatet sama semua lelaki Gemini! dahsyat! gombal tapi ga cheesy. me likey. gue kalo diomongin gitu ma lelaki Gemini Johnny Depp udah kesuat2 tiada akhir kali! hohohoho. *ditiban Polar Bear tropis*

adegan hide and seek antara DIllinger dan Purvis cukup seru. gimana Dillinger tampak selalu berhasil membaur di tengah2 penduduk. even ketika mukenye si Dillinger dipajang aja gitu di bioskop dengan woro2 [something like] "this man can be around you. look to your left, then look to your right." satu bioskop tuh yg patuh dan tertib nengok kiri kanan, tapi ga ada yg notis kalo John Dillinger tuh di antara mereka. amazing.


endingnya?
well ... sama amazingnya dengan fakta kalo orang2 1 bioskop ga ada yg ngeh kalo di antara mereka ada orang yang paling dicari saat itu.

filmnya cukup serius dan berbobot. dan emang film cowoq banget [apart from the casts], dengan mobil2 jaman dulu yang indah2 itu, adegan tetembakan plus kejar2an yang seru, walopun adegan seksnya minimalis tapi HUWOT banget aku benci gadis itu!!! *sambit2 Marion pake wajan panas*. dan busananya gue suka. baik yang cowoq maupun yang ceweq. asik aja gitu liatnya.
dan dialognya menurut gue cukup pas untuk sebuah film serius. tidak terlalu panjang sehingga penonton bosan, dan tidak terlalu pendek sehingga ada plothole.
dan gue suka prop yang ada di film ini. mobil, telepon, kotak telpon, dan lain2 ... keren.
the cars ... God, i love the cars!!! and the maaaaannnn!!!! *digeret Sup ma Alex jaoh2*


akting orang2 di film ini juga cukup keren. sayang Billie tampak hanya menjadi LUCKY BITCH!!! gadis yang merepotkan dia ga ada juga ni film masih bisa ditonton! damsel in distress semata. mungkin bener kata Adis, ga usah ditaro namanya di poster ni film juga bakal tetep laku.
buat yang suka Heat [kaya Emak gue], mungkin bakal suka juga film ini. secara sutradaranya sama aja gitu :|
dan yang suka Johnny Depp [kaya Emak gue juga], pasti suka banget beliau di sini. ng'guanteng tiada dua, boooo!!!!

oh ya, dan sepanjang film, Christian Bale dan Johnny Depp hanya sekali berbagi layar. ketika bertemu di penjara Indiana. mereka berdiri face to face dan hanya dibatasi oleh teralis penjara. betapa inginnya diriku menjadi teralis penjara itu *crut*

tapi, gue masih belum ngerti kenapa untuk nonton film ini harus baca sejarah FBI dan John Dillinger dulu.
Te eM, kau menyesatkan ...




ps. pics came from Google Image Search



 
;