10 June 2013 2 comments

Turn The Heat Up, Hannibal!


ACHTUNG!
Long entry with heavy imagery! 
Find yourself a good connection before opening this entry!


Hello, my name is eLmo, and I’m a Hannibal addict.

Yes, you read that right. I’m currently addicted to a certain TV series called Hannibal.
The Hannibal.
Doctor Hannibal Lecter, MD.

Gue pertama kali ‘kenalan’ sama Pak Dokter yang satu ini sekitar lima tahun yang lalu, ketika masih kuliah. Yeah, agak telat gue tau. Dulu pun gue pertama kali pengen nonton karena tau ada Gary Oldman di salah satu serinya Hannibal Lecter. Dan dengan dodolnya, gue dulu nontonnya ngacak, dimulai dari Hannibal, lalu The Silence Of The Lambs, sampai kemudian Red Dragon. Oh, kecintaan gue sama Hannibal juga membuat gue nonton Manhunter, yang rada cupu gitu deh, mending Red Dragon kemana-mana.

Walaupun gue telat sepuluh tahun lebih, tetapi gue bisa mengerti kenapa sampai banyak orang yang memuja-muji Sir Anthony Hopkins atas perannya sebagai psikiatris sakit jiwa ini. Akting beliau memang luar biasa! Aku jatuh cinta pada karakter dokter ini … 

Dan sampai saat ini gue masih menolak untuk menonton Hannibal Rising, karena gue merasa film itu udah menjual kekerasan dan gore. Hiii …

Kalau ada dari kalian yang sampai saat ini tidak atau belum menonton serial Hannibal ini, mendingan nonton deh. Daripada mantengin bokep sinetron atau serial-serial sitkom sok lucu, tapi jadinya malah nggak jelas (yeah, i’m talking to you, New Girl!).

It’s deadly smart, and very ... VERY beautiful.
Yep, formula yang kayanya dialergiin sama orang Amerika, hence rating-nya nggak tinggi-tinggi amat, dan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk sang stasiun TV sampai akhirnya disantap Hannibal Fannibals membuat keputusan akan meneruskan atau enggak *rolls eyes sampai mentok*.

Sedikit informasi untuk kalian yang sedang berpikir untuk menonton serial ini, timeline-nya seputar Red Dragon, ketika Hannibal dan Will Graham pertama kali bertemu dan sort-of bekerja sama membuat keluarga kecil bahagia menyelesaikan kasus-kasus dari FBI.



Salah satu alasan yang membuat gue tergila-gila sama serial ini adalah script-nya. Semacam udah gila itu Bryan Fuller!

Ketika tulisan ini diturunkan, episodenya udah ada sebelas biji, dan jantung juga hati ini pun dibuat seolah ada sebelas biji oleh Om Bryan! Dibikin naik-turun kaya di rollercoaster, tapi duduknya terbalik, madep belakang! Sinting banget! Kasus-kasusnya, storyline, semua sinting, deh, pokoknya!
Penonton disuruh  jadi gila dan cenut-cenut in a beautiful and delicious way.


Kalau ada yang nonton Pushing Daisies dulu, mungkin masih ingat bagaimana Om Bryan membuat serial itu memiliki visual dan cinematography yang indah sekali.
Kalau kalian nggak nonton, jangan sedih, gue juga baru beberapa bulan yang lalu, koq, nonton serial itu. Dan jatuh cinta sama bapaknya Orlando Bloom Lee Pace yang hobi naik rusa dengan gemulai ganteng dan beralis tebal itu.


Hannibal juga seperti itu. Visualnya indah semi-surreal, dengan colour palette yang lebih gelap dari Pushing Daisies, tentu saja. Bahkan adegan-adegan gore-nya tuh nggak terlalu mengerikan. At least buat gue, yang nggak berani nonton adegan potong kaki di Saw, dan nggak bisa tidur semalaman karena dihantui suara ‘krek-krek-krek’ potong kaki itu. Film keparat!

It’s hard to talk about Hannibal Lecter without mentioning his beautiful cuisine … of human meat. 

Dan tentu saja di serial indah ini kita juga akan melihat makanan-makanan dari daging manusia itu tersaji ... dengan indahnya.

Yes, it will make your mouth watery and your stomach growls. 

Serial ini memiliki food decorator-nya sendiri
To see the sketches itself is very lovely! 
The cuisine by our beloved cannibal Doctor will make you forget that everything is people, and people are meat.



Nggak cuma makanannya yang indah, Pak Dokter di serial ini yang memasak pun terlihat indah.
A handsome, educated, suave gentlemen who cooks. Oh yeah ...



 Have I scared you yet?
What if I showed you this photo?
 

Still frightened of me?

Yep, lelaki yang biasanya memiliki mata picek di sebelah kiri ini sekarang menjadi psikiater kanibal yang menjadi sumber meletusnya banyak ovarium di timeline Twitter gue. Dan, ovarium berantakan aside, gue harus mengakui kalau Mads Mikkelsen memerankan sang psikiater dengan sangat baik.


The body gestures, the way he speaks, the deadly calmness, even the boyish and cute side of Hannibal, he can deliver it well, without making the Doctor looked goofy.



Hugh Dancy juga sangat memilukan sebagai Will Graham yang neurotik. Muka tertekannya itu, lho. Kadang gue sampe ikut-ikutan sakit kepala kalau lihat dia lagi stres.

Him and Mads gave a fantastic performance. It’s like a lethal masculine dance between two men, that will end in death for whoever stopped dancing first. 


And, damn, Mads Mikkelsen is one fine man!
Mads dan Sir Hopkins menjadi satu orang Hannibal dengan dua cara yang berbeda, dan dua-duanya sama mengerikan. Si Hopkins menjadi Hannibal yang udah jelas ketahuan sinting, tetapi Mads jadi Hannibal yang masih ‘menyamar’ menjadi manusia biasa, yang at the same time terlihat inosen dan enak sekali dipeluk.

Gue suka sekali beberapa gesture sederhana Pak Dokter, yang malah membuat dia terlihat unyu, seperti misalnya ketika Hannibal dan Will ngedatengin Abigail (siapa Abigail? Udah nonton aja) di rumah sakit, dan Pak Dokter ini terlihat sedang menata tanaman di kamar Abigail.
Ngok.



Oh, sweet gods of Scandinavia!
Look at that body! He can take me to his kitchen anytime he wants.


Dan, of course, seperti beberapa tahun lalu ketika gue (dan Suppi) kesambet sama pendeta tengil di Stigmata, Gabriel Byrne, kali ini gue kesambet sama Pak Dokter kanibal lugu, Mads Mikkelsen. Dan dengan dodolnya, gue baru ngeh kalau beliau asal Denmark ini ternyata udah bermain di beberapa film Hollywood yang sebenernya udah gue tonton, seperti Casino Royale (kalo ini sih ngeh banget, secara di film ini beliau memakai inhaler dengan seksinya), Clash Of The Titans, The Three Musketeers (beliau agak kealingan Luke Evans, Orlando Bloom, Christoph Waltz, Milla Jovovich dan Matthew MacFadyen kali ya di film ini?), dan King Arthur (walaupun dulu gue nontonnya di DVD bajakan dengan seperempat perhatian saja).

Seolah koleksi om-om paruh baya menggairahkan gue masih belum cukup, si Om Mads ini harus menjadi seorang om-om yang memiliki sense of humour yang bagus, bold and no-nonsense honest during interviews, hobi memasak makanan Asia (Thai and Chinese), looked highly sexy while smoking (dan gue tidak merokok, maupun senang ada orang merokok di dekat gue), tinggi-besar-kekar, berpantat bagus (bok, film-film doi sebelum masuk Hollywood selalu ada adegan telenjinya!), mahir berbagai bahasa, dan … he’s a dancer.


 *ngepel*
*ganti popok*


Anyway, Mads aside, Hannibal is a great show to watch. And it’s really GREAT that it got a second season!

Oh, dan sang creator, Bryan Fuller itu menggemaskan sekali! Dia hobi membalas mentions dari penggemar Hannibal! Gue dan teman gue, Yayoi (bukan nama sebenarnya) lagi hobi banget bertanya-tanya seputar upcoming possibilities of Hannibal, bahkan kadang cuma sekedar mention aja, sambil kasih campaign hashtag. Hihihi.
Selain Om Bryan, ada juga beberapa akun fanmade yang kerjaannya kasih fan service. Balas-balasin mention Fannibals dengan karakter yang lagi mereka mainin, asli lucuk banget XD


 

Untuk rekan-rekan penggemar The X-Files, mari kita bernostalgia dengan menyaksikan Tante Gillian Anderson yang suwangat cuwantek keterlaluan! Beliau jadi apa di sini?
Jadi psikiaternya Hannibal.

Ini koq ya psikiater sama pasien hot dan sexual tension-nya kenceng gini sih? Mencemaskan.

So, are you ready to welcome the Hannibal fandom in your life?
If you are, you must be warned that nothing there is vegetarian.

 


Notes.
- Hannibal series poster came from http://www.scifinow.co.uk
- Hannibal Hopkins came from http://moviesmedia.ign.com
- Jack Crawford and Hannibal came from http://www.csmonitor.com
- Will and Hannibal in Abigail's room came from monstersandcritics.com
- Kitchen production came from http://ftp.joblo.com
- Pushing Daisies came from http://robot6.comicbookresources.com
- Hannibal and dining table came from Facebook :|
- Hannibal cooking came from Tumblr.
- Hugh Dancy as Will Graham came from http://www.filmoa.com
- Hugh Dancy and Mads Mikkelsen came from http://www.cinemablend.com
- Mads Mikkelsen photos came from various Mads-related Tumblr
- Gillian Anderson came from http://www.lapalomitamecanica.com


07 June 2013 4 comments

[Review.Movie] Star Trek Into Darkness.2013



Ketika tulisan ini diturunkan, penulis tidak bertanggung jawab akan Anda sekalian yang belum menonton film ini.  
Entry may contain spoilers.

Star Trek Into Darkness termasuk salah satu summer movies yang gue tunggu-tunggu sejak melihat trailer pertamanya yang memakai score ala Inception itu [jadi bukan karena emang Trekkie gitu deh]. Walaupun jaman SMP dulu pernah nonton series-nya beberapa episode, gue enggak merasakan ketertarikan sama Star Trek, entah kenapa. Tapi begitu filmnya yang pertama rilis, gue suka sekali :D
 

Dan di film yang kedua ini ... ada BeneDICK Cumbersama  Benedict Cumberbitch Mentimun Jalang Cumberbatch-nya.

*eLmo ditimpuk tengkorak karena mengganti nama sekarepe dewe*

Duh Gusti. Kayanya beliau waktu jadi Sherlock di serial BBC itu badannya begeng nggak jelas, kenapa sekarang jadi montok begini? Otot dimana-mana dan kulitnya porselen ketumpahan susu gitu. Trus dijejerin sama Chris Pine yang jerawatan dan agak-agak kurang terawat gitu.

*setelah ditimpuk tengkorak kemudian ditubrukin ke Enterprise oleh penggemar Chris Pine*
Beberapa dari kalian mungkin ada yang melihat preview 9 menit film ini waktu nonton The Hobbit 3D di IMAX, dan mungkin cukup terkejut ketika menonton Star Trek dan mengetahui adegan itu berada di pembukaan film, yep, termasuk yang Benedict bersuara dengan aduhainya, “I can help you.”

Kamu bisa membantuku nikmat dan puas, Mas?
Ternyata bisa!

Sepanjang film, kaum hawa disuguhi Benedict Cumberbatch dengan segala keseksian, kegantengan, dan suara mautnya.
DAMN YOU, J.J. ABRAMS FOR CUTTING OFF THE SHOWER SCENE!!!

Ahem.
Anyway, film ini sangat keren, walaupun for some reasons gue masih lebih suka sama yang pertama. Entahlah, mungkin yang pertama-pertama itu memang selalu lebih berkesan daripada yang berikut-berikutnya ya? 

 [Fast and Furious Series: Haloooohhh??]. 

Yang jelas gue rasakan sih di film kedua ini flare-nya makin menggila, kayanya kalau ngga ada flare tuh, orang-orang nggak bakal tau siapa yang bikin film ini, walaupun namanya sang sutradara udah kecetak gede banget di posternya.



Sebagai seorang non-Trekkie, jujur aja gue agak-agak tertawa pas Benedict menyebutkan line legendaris yang seperti judul film India itu. Mana gue tau kalau Khan itu adalah musuh bebuyutannya Enterprise, dan mana gue tau kalau aselinya si Khan Noonien Singh itu beneran orang berwujud ke-India-indiaan?

Well, Indian aside, Mas Sherlock ini memberikan penampilan yang sangat memukau. Yang bisa menandingi dia di Star Trek Into Darkness ini mungkin hanya Simon Pegg dan Zachary Quinto. Chris Pine menurut gue malah lebih keren di film pertama sebagai Captain Kirk. Di film ini, gue merasa dia agak-agak lempeng mukanya. Apalagi pas di adegan Kirk marah-marah ke Khan. Ya elah, Mas, muka lo sinetron banget!


Satu lagi yang bikin gue kaget adalah kemunculan bangsa Klingon. Kalau di series-nya gue ingat mereka kaum berambut hitam tebal dengan dahi seperti cappuccino art masa kini, dan pastinya akan membuat Tom Hanks dan Nicholas Cage minder. 

Sekali lagi saya tekankan, kalau deskripsi Robert Langdon di novel Da Vinci Code dan Angels & Demons itu tidak berjidat luas macam Tom Hanks. Mungkin lebih seperti Ralph Fiennes atau Pierce Brosnan.

[Tom Hengs: WOY! MASIH?!]

Tapi sekeren apapun bangsa Klingon, tetep Khan yang membantai mereka semua.
Haung.


Keperkasaan Benedict Cumberbatch di film ini tidak berhenti di membantai satu pleton tentara Klingon, tetapi juga ketika cock fight bertempur dengan Spock. Huwow! Asli keren banget itu adegan kelahinya, agak-agak sulit bernafas ketika melihatnya.


Anywho, kalau ada yang belum nonton, dan kena sial baca spoilers dari gue ini, maka disarankan sebaiknya segera menonton. Bisa dengan mencari bioskop yang masih memutar film ini entah di Indonesia bagian mana, atau dari DVD bajakan yang visualnya masih insyaallah. Lupakan Iron Man 3 dan ke-Disney-annya, pakai uang kalian untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti menonton Star Trek Into Darkness.



Notes.
- Star Trek Into Darkness poster came from Yahoo! UK Movies.
- Ben Cum came from fanpop.com, vulture.com, digitalspy.co.uk,
- Star Trek Into Darkness preview came from guardian.co.uk
- Benedict Cumberbatch showering came from comicsbeat.com
- Khan came from comicbookmovie.com
- Klingons came from filmschoolrejects.com 
- Quinto and Cumberbatch came from scoop.it
- Star Trek Into Darkness cast and JJ. Abrams came from escapepod.org


22 May 2013 2 comments

Cerita Pendek Chewwie



Ini Chewwie. Atau nama panjangnya Chewbacca Asu.
Dia anjing berwarna putih dan aneh yang tinggal bersama gue di rumah. Sekarang gue mau bercerita sedikit soal anjing aneh ini.

Selain Chewwie, di rumah gue juga tinggal seekor kucing yang nggak kalah aneh. Namanya Mprul

Nama panjangnya Penny Mprul, atau kalau versi adik gue, Jala Penny Lane Mprul. Gue sama adik gue bergantian mengganti pasir toiletnya si Mprul ini, dan dua malam yang lalu giliran gue.
Waktu gue lagi mengambil kotak toilet si Mprul, gue dengar di Chewwie mengendus-endus pintu rumah gue, dan gue mendengar suara klinting-klinting, seperti logam bertemu ubin. Gue sempat bingung, masa waktu gue pulang tadi kuncinya masih nempel di bagian luar pintu? Akhirnya gue cek ke tempat kunci rumah. Semua kunci ada di situ. 


Akhirnya gue berpikir, mungkin itu Chewwie mainan kunci kandangnya.
Gue pun lanjut ke teras rumah untuk mengganti pasir toilet Mprul.

Teras rumah gue dipasangi pembatas untuk ke garasi, maksudnya supaya si Chewwie nggak naik ke teras dan bermain dengan tumbuhan-tumbuhan Emak gue. Ketika gue membuka pintu teras, gue melihat Chewwie sudah mengangkat kepalanya ke arah gue. Kemudian gue lihat dia menunduk, seperti sedang makan dan menghampiri gue di teras.

Dan gue mendengar bunyi itu lagi.
Klinting!

Karena penasaran, gue lihat apa yang menimbulkan suara itu.
Apa yang gue lihat membuat gue kaget. Dan tertawa.

Chewwie membawakan gantungan kunci gue yang berbentuk L Death Note, dan entah kapan terjatuh di luar rumah.

You’re a good boy, Chewwie!

Notes.
- All photos are mine.

19 May 2013 4 comments

Yes, It Really, Really, Really Did Happened!



Around fifteen years ago, my generation was invaded by the British rush. All of the sudden, each and every kind of entertainment from the monarch of Union Jack seemed acceptable to my third world country

Name it, movie, music, books, and many more.
So, what can you expect from an announcement that says one of the greatest Britpop band by the name of Blur will be having a show in Jakarta?
Yes, a bunch of thirty-something-and-over Britpop fans will go wild.

Including yours truly.



Who honestly knew very little of the other three bands who played before Blur, and yet still enjoying the show while defending the nice position in front of the stage and preparing the stamina for the four lads from London.

The band played in a music festival called Big Sound Festival, along with Van She, Tegan and Sara, and The Temper Trap. I have to say, though, I wasn’t really sure with having the playful electronic-dance Van She as  the first act at 5.30 in the afternoon, the crowd was not even there yet, and it’s still broad daylight to play their kind of music. I kinda feel bad to them.

Tegan and Sara was adorable! Probably the cutest twins I’ve ever seen since the Weasleys! To be really honest, I’m not really familiars with their songs, but I didn’t mind. They’re really cute, and had wonderful voices. 


By the way, did you see those cheekbones of theirs?
Major awesomeness! Imagine what you can cut with those features. The cheekbones sliced my heart as they walked away from the stage, for sure!

The Temper Trap did a brilliant job lifting up the atmosphere before Blur’s turn. I only knew two songs from them, one song that sometimes was played on the radio and that other song from a car’s advertisement (which later I found out, the very same song was used in (500 Days) of Summer movie). The bass player was like chipmunk on caffeine, but I do honestly love Dougy Mandagi’s voice. He got a unique voice, high pitched and beautiful. I feel proud having a band with an Indonesia bloke in it opening for the band I loved for the past fiften years.

After The Temper Trap went backstage, it’s time for the main reason most of the people at Lapangan D, Senayan were there that very day. 

 
It was very surreal to watch Dave Rowntree, Graham Coxon, Alex James, and Damon Albarn walked into the stage that was only six feet away from me. When I first discovered Blur, I never even dared to dream they would make a show in my country, let alone my city. But that night, May 15th 2013, they were there. Damon was singing so very close to me, and I can see all the sheepish smiles Alex threw to the audience (since when he became that handsome? Really? He looked like the lost brother of David Tennant!). Dave was hidden behind the drumset, but I can notice his head. Graham was all dark and looked cold. He smiled every now and then, but still scared me for some reasons.

Damon … my teenage crush, Damon.
Still looking good as ever. I can even see his gold tooth from where I stand. The only difference I saw from him is his chubbiness. Apart from that, nothing changed. The big blue eyes, the cheeky smile, the deep lazy voice. 
It’s him. 
A little bit taller than I remember, but it really was him.

The band opened with Girls and Boys. One of my favourite, and also around 872346832654629164 other people on that spot. We sang our lungs out, and people behind me pushed everytime we got to the reffrain. Fuck, I almost got a panic attack. Being a claustrophobe, and stuck in the middle of that many people, loads on my back and a bunch of media people between me and the stage. The first three songs were another adrenaline rush for me, besides the concert itself.

After the media peeps were hauled to the other side of the stage, I could finally really enjoy the concert with normal breathing. Well, still with one or two snaps to people behind me who kept pushing forward. Jesus! That was probably the first time I went to a concert where the audience totally pissed me off!

Beetlebum and Tender were the songs that made me miss my youth and all the drama. Ha!
A surprise from the band was Country House
No, I wasn’t talking about not expecting them playing that song, but Damon went down to the crowd and sing along with us!

Holy Jesus, Mary and Joseph!
I was too excited and surprised to take a photo of Damon singing with us, but it was magical! Wild, yes, but magical! Come on! The awesome Damon Albarn was with us singing Country House, and I groped his hand.
Yes! This hand of mine not only had held Alex Kapranos’ hand, but also Damon Albarn now!

Next on the list: Brett Anderson, Matthew Bellamy, and Jarvis Cocker. David Bowie will be a bonus.

The encore was wonderful, The Universal really blew me away. I don’t think I could listen to that song the same way again. The intro, the reffrain, Damon’s voice, they were beautiful! Even better than I had expected from listening the Hyde Park version.

As if taking a day off from work, waiting in line two hours before the gate opened, and six hours before Blur actually stepped on the stage were not enough, my friend and I dashed to the hotel where they stayed in Jakarta, hoping to say hello, or maybe get some autographs and such. Sadly, they had to leave at the very wee hours on the next morning, so we only caught a glimpse of Damon in the bar, watching football, and he waved to us. 
He’s so lovely.

I might reignite my crush on him after that night.
And got myself crushing over Alex James.


Yes, most of my photos are Damon and Alex, because they were in front of me. Graham was on the otehr side of the stage, and Dave was way back with his drum kit. 

The concert was an ultimate Britpop party! Everybody had wonderful time watching our gods on the stage in our city with their songs. We sang along so very well to every song, all 19 of them.
And we even made Dave Rowntree surprised and tweets the following:

Fifteen years of loving and waiting finaly paid off. Really eFFing well!
Please come back :|


Notes.
- Blur photo came from http://www.sziget.hu
- Tegan and Sara photo came from http://www.vanityfair.com
- Live photos are mine
- Dave's Tweet cap came from his Twitter account



 
;