Showing posts with label review. Show all posts
Showing posts with label review. Show all posts
06 February 2014 0 comments

[Review.Movie] Malavita/The Family.2013



Hello, bloglings!
[apalah itu artinya]

How’s your 2014 so far? 
[Iya, gue tau ini udah masuk bulan kedua 2014. Boleh dong basa basi dikit.]
Mine’s been awesome. 
As usual, quoting Frankie Paige, “I love being me.”
Duh, jadi kangen nonton Stigmata lagi, berikut pendeta gantengnya. Nah, speaking about pendeta ganteng, blog gue kali ini tidak ada hubungannya dengan dunia keagamaan. Karena gue mau bikin review film yang tidak ada hubungannya sama dunia keagamaan, Malavita.


Sebenernya filmnya udah gue tonton, like, beberapa minggu lalu. I think. Atau dua minggu lalu gitu. Yang jelas masih di Januari deh, gue juga ngga terlalu inget. Ingatan gue nggak lebih baik dari dua ekor kucing kampung yang lagi bersitegang, kemudian disiram air. Tapi, gue inget kalau udah ngincer film ini sejak lihat posternya di Singapore September tahun lalu (dan sampai saat ini belum gue bikin blog entry jalan-jalan gue itu, maupun pamer fotonya di Facebook. Apa kata dunia?). Secara shallow, gue terpikat sama pemeran-pemerannya, Robert DeNiro, Michelle Pfeiffer, dan Tommy Lee Jones.
Oh yeah.
Rombongan senior kece.

Waktu mulai main mata sama posternya, secara malu dan jujur gue mengakui kalau nggak tau apa-apa soal filmnya. Cuma dapet petunjuk dari Heorhe, kalau trailer-nya lucu, dan keluarga itu bodor banget. 

Yeah, jangan bilang-bilang Heorhe ya, tapi agak-agak kurang membantu gitu informasinya untuk latar belakang film ini. Dan setelah dapet info itu gue tetep aja nggak berusaha mencari trailer-nya, maupun informasi lain soal film ini. Saat itu bener-bener yang ada di otak cuma niatan suci untuk menunaikan ibadah Cornetto Trilogy, nonton The World’s End. Film ini pun terlupakan dari database otak, sampai beberapa waktu lalu. Ketika geng gue yang beranggotakan teman-teman SMA main ke rumah, dan sodaranya si Didiet, teman SMA-turned-pacarnya adik gue, membawa sebutir external HD yang berisi kumpulan film dan series. Setelah browsing isinya sebentar, terpilihlah si Malavita ini, atau yang juga populer dengan judul The Family, dan diangkat dari novel karya Tonino Benacquista.

You know you’re watching an insanely entertaining movie, when it only takes around five minutes for you to laugh silly over a man taking a dead body out of his car’s boot.

Robert DeNiro di sini berperan sebagai seorang ex-mafia, Giovanni Manzoni. Gio dan keluarganya berada dalam Witness Protection Program (iya, mulai dari sini aja gue udah merasa absurd XD ), di bawah ‘asuhan’ seorang agen CIA, Robert Stansfield (Tommy Lee Jones), dan dua agen lain yang terlihat seperti saudara jauh Happy-nya Tony Stark.

Keluarga bahagia ini direlokasi ke sebuah kota kecil di Prancis, yang wajar-wajar saja, bahkan cenderung membosankan (untuk ukuran mantan mafia). Baru hari pertama mereka berada di kota itu, sang istri, Maggie (Michelle Pfeiffer) sudah harus menghadapi orang-orang kota yang menstereotip orang Amerika, dan kedua anak Gio, Belle (Dianna Agron) dan Warren (John D’Leo) harus menghadapi murid-murid sekolah baru mereka yang ajaib. Dan nggak mutu :|


Asli deh, pas nonton bagian Belle dan Warren ketemu sama teman-teman sekolahnya yang baru, gue takjub banget lihat bocah-bocah ABG Prancis itu. Duh! Nggak ada bagus-bagusnya acan! (iya ini jahat) Mungkin mereka-mereka yang terlihat tampan di catwalk maupun pinggir jalan itu, orang-orang Eropa dengan hybrid khusus ya? Bukan yang pure-blood macam bocah-bocah desa ini?

*eLmo diiket di puncak menara Eiffel*

Anyway … *sambil memanjat turun menara Eiffel* gue suka karakter dua anak ini, Belle dan Warren (duh, namanya nggak santai banget). Mereka anak-anak manis, untuk ukuran mafia, dan memiliki bakatnya masing-masing. Yah, gue nggak akan spoiler bakat mereka di sini, you just have to see it yourself. Karena, menurut gue mereka berdua adalah elements of surprise film Malavita ini.

Selain dua bocah gendeng yang mengejutkan itu, ada juga sang ticking bomb, yaitu musuh Gio, Don Luchese (Stan Carp), yang sedang mencari-cari keluarga ini dengan buasnya, bahkan dari dalam penjara. Dan seperti pada umumnya bos mafia, walaupun udah di penjara, ada aja gitu ya orang-orang yang masih menghamba padanya, mulai dari nengokin di penjara sampe bawain koran.

Bos mafia rivalnya dipenjara, Gio pun sibuk ... nulis novel. Novel sejarah. Topiknya berat sekali. 
Asik kali ya menyepi ke pinggiran kota, trus nulis novel [yang tidak harus novel sejarah] sendirian, kaya Uncle Jamie di Love Actually, trus naksir-naksiran sama gadis desa dari Portugis. 

Eh?
Lho?

 
Ya sudahlah ya, sampe situ aja gue cerita soal film ini, karena saya sudah mulai ngelantur, dan akan lebih afdol kalau film ini ditonton sendiri, bukan dari cerita orang lain. Kalo kalian pernah nonton
Léon: The Professional, The Fifth Element, atau ... Arthur and the Invisibles, mungkin? Ya ngerti deh ya kebodoran film-film Luc Besson itu gimana. Kalau belum ... nonton aja, it’s highly entertaining, and i’m not even being biased.

Gue sendiri baru tau kalo film ini sutradaranya Luc Besson itu waktu end credits-nya muncul, Directed By Luc Besson, dan langsung paham aja gitu kenapa filmnya sesinting ini. Padahal pas Tommy Lee Jones muncul dengan nama Agent Stansfield, gue udah ngikik-ngikik sendiri teringat Stansfield yang satunya di Léon: The Professional
Ternyata ada udang di balik nama.



Speaking about names ... you’ll be surprised to know where the name Malavita came from.

Notes:
-  Malavita poster came from http://teaser-trailer.com
- Gio and Maggie came from http://orleepasion.com
- Gio and Stansfield came from http://www.toledoblade.com
- The Famous Cock came from http://cinemateaser.com
- Gio and pooch came from http://www.gannett-cdn.com
- Blake family came from http://www.fanpop.com
- Belle and Warren came from http://www.cinesportstalk.com
- Leon's fanart poster came from http://ifwemadeit.blogspot.com

03 January 2014 0 comments

[Review.Series] Sherlock - The Empty Hearse.2014


SELAMAT TAHUN BARU 2014!!

Saya sehubung pemilik blog yang sudah lama terlantarkan ini mendoakan sukses dan bahagia selalu untuk para pirsawan dan pirsawati sekalian.

Bagaimana perayaan Tahun Baru kalian? Semoga menyenangkan ya. Mari kita awali 2014 dengan kesenangan.
Salam super.

Nah, keriaan Tahun Baru tidak selalu diisi dengan pesta sampe mabok dan berbagai perayaan hedonisme. Ada beberapa orang [baca: TV series geek, or something like that] menemukan keriaan lain dalam hingar bingar Tahun Baru ini, berupa lanjutan sebuah serial dari Britania Raya, yang berhasil membuat jemaat fandom-nya stres bukan main dua tahun lalu, ketika series finale-nya diputar.

Yup, Sherlock. Detektif gendeng yang membuat nama Benedict Cumberbatch laris manis seperti timun suri di bulan Ramadan.




Anyway, blog entry kali ini tidak ada kemungkinan mengandung babi, sehingga masih halal, tetapi besar kemungkinan mengandung SPOILER, jadi kalau pirsawan dan pirsawati belum menonton Sherlock, episode The Empty Hearse, bisa menunda dulu membaca blog saya ini, dan membuka YouTube untuk menonton mini-episode prekuelnya, Many Happy Returns. 

Long story short, the newest episode of Sherlock took place two years after the heartbreak of hobbit Jude Law John Watson (Martin Freeman), who saw with his very own eyes how the man he loved admired jumps to his death, and how he turned straight afterwards the miracle he had expected didn’t come. And he found shelter in the arms of a beautiful woman.
 

Because he didn’t need one.

  
#SherlockLives


Dan layaknya seorang mantan pacar terindah yang kurang ajar, Sherlock muncul ke hadapan John ketika sang dokter mau melamar pacarnya, dan tentu saja ujung-ujungnya menjadikan Sherlock halal untuk dikonsumsi melibatkan John ke sebuah kasus. 

Right, I’ll start my rambling now.

Untuk sebuah pembukaan yang telah dinantikan selama dua tahun, menurut gue episode ini sangat, sangat spektakuler. Nggak kaya sebuah edisi khusus ulang tahun ke-50 sebuah serial Inggris klasik gitu deh. It’s a roller coaster of fun and thrill. It’s probably the most fun this series ever had since its premiere in 2010. Gue merasa kalau keceriaan episode ini ada di tangan penulisnya, Mark Gatiss. Well, at least that’s the only name on the opening credit. Nggak ada kekusutan storyline ala Steven Moffret Moffat Kamfret Moffat.

Oke, selain pemunculan Sherlock, semua karakter di serial ini terlihat lebih terbuka dan warmed up to each other. Sedikit demi sedikit latar belakang terbuka. My personal favourite would be the Holmes brothers.


Yep, di episode ini hubungan abang-adek maha cerdas ini terlihat lebih manusiawi daripada sebelumnya. Bahkan, orang tua mereka juga menampakkan diri, diperankan oleh orangtua Benedict Cumberbatch yang sebenar-benarnya.

And, damn, Mr. Gatiss deliver the reunion scene very fookin' well! Selama lima menit Sherlock dan John bertemu lagi, rasanya kaya diblender. Ketawa geli pas lihat John nggak ngeh kalau orang yang di sampingnya itu Sherlock, dan ketika Sherlock akhirnya menampakkan diri ke John (dan mengganggu lamarannya), sampai ... John meng-headbutt Sherlock.
Nggak ngerti mau ketawa atau nangis liatnya ...

Kalau di film Sherlock Holmes buatan Guy Ritchie terlihat Mary tidak begitu suka sama Sherlock, di series ini justru Mary (Amanda Abbington, Martin Freeman's real life adorable and cute partner) dan Sherlock terlihat ikrib layaknya seorang gay dan fag hag-nya.
Apakah ini karena masih permulaan, atau nantinya Mary juga akan semakin keki pada Sherlock?  
We’ll see, karena berdasarkan pengamatan dua kali nonton episode ini, sifat Sherlock sudah sedikit berubah, lebih ceria dan playful, walaupun masih tidak mengerti konsep hubungan antar manusia.

Mycroft Holmes (Mark Gatiss) dan Greg Lestrade (Rupert Graves) yang di dua series awal sangat kaku dan selalu tegang, di The Empty Hearse juga lebih laid back dan santai, cenderung onyon, tapi membuat mereka terlihat lebih manusiawi dan bukan hanya sekedar pelengkap yang muncul every now and then, sekedar mengucapkan kalimat-kalimat pendek yang menghibur.
 
Episode pertama series 3 ini terasa seperti ucapan terima kasih dan permintaan maaf sekaligus dari tim Sherlock. Ucapan terima kasih karena fandom-nya mau bersabar menanti kelanjutannya, dan permintaan maaf karena membutuhkan waktu yang sangat, i repeat, SANGAT lama untuk mereka sampai menyajikannya.

Selama tiga jam (saya nonton dua kali, ingat itu) menikmati tontonan ini, terdapat beberapa fan service yang disajikan, mulai dari hubungan Sherlock dan John yang semakin mesra, Sherlock dan Molly (Louise Brealey) yang nggak mungkin, lupakan sajalah iya-enggak-iya-enggak, bahkan Sherlock dan Jim yang ... menggemaskan.


 Oh yeah.

Yes, Andrew Scott made an appearance here, and he looked dashing as ever as Sherlock's nemesis.

Satu lagi yang membuat gue sedikit histeris bahagia ketika menonton episode ini adalah preview sang kakak ipar Mikkelsen di ujung episode.  

Yup, those are Lars Mikkelsen’s blue eyes. I think he will be Sherlock’s next major nemesis, after Jim Moriarty, Charles Augustus Magnussen.

January is the month of the big brother, and February will be the little brother with his Hannibal.
So, 2014 started with some Scandinavian flavour, yes? 



Okay, enough rambling.
Stop reading this, and go download it if you haven’t.
Go see it if you have, but keeping it instead of watching it.
And start your 2014 with excitement!

Bonus: Trailer for Sherlock S03E02, The Sign of Three.


Notes: 
- New Year in Jakarta came from http://cdn.doublemesh.com
- New Year Papa Thranduil made by @realtessachen
- Sherlock promo came from http://www.bbc.co.uk
- Many Happy Returns photo came from http://nerdragefilms.com
- #SherlockLives came from http://metro.co.uk
- Halal Sherlock came from @imandita
- The Holmes Bros came from http://rebloggy.com
- The Freemans came from http://www.radiotimes.com
- Jim and Sherlock came from http://whatculture.com
- Lars Mikkelsen came from http://avenged-wholockian.tumblr.com
- Hannibal S02 poster came from @bryanfuller

07 June 2013 4 comments

[Review.Movie] Star Trek Into Darkness.2013



Ketika tulisan ini diturunkan, penulis tidak bertanggung jawab akan Anda sekalian yang belum menonton film ini.  
Entry may contain spoilers.

Star Trek Into Darkness termasuk salah satu summer movies yang gue tunggu-tunggu sejak melihat trailer pertamanya yang memakai score ala Inception itu [jadi bukan karena emang Trekkie gitu deh]. Walaupun jaman SMP dulu pernah nonton series-nya beberapa episode, gue enggak merasakan ketertarikan sama Star Trek, entah kenapa. Tapi begitu filmnya yang pertama rilis, gue suka sekali :D
 

Dan di film yang kedua ini ... ada BeneDICK Cumbersama  Benedict Cumberbitch Mentimun Jalang Cumberbatch-nya.

*eLmo ditimpuk tengkorak karena mengganti nama sekarepe dewe*

Duh Gusti. Kayanya beliau waktu jadi Sherlock di serial BBC itu badannya begeng nggak jelas, kenapa sekarang jadi montok begini? Otot dimana-mana dan kulitnya porselen ketumpahan susu gitu. Trus dijejerin sama Chris Pine yang jerawatan dan agak-agak kurang terawat gitu.

*setelah ditimpuk tengkorak kemudian ditubrukin ke Enterprise oleh penggemar Chris Pine*
Beberapa dari kalian mungkin ada yang melihat preview 9 menit film ini waktu nonton The Hobbit 3D di IMAX, dan mungkin cukup terkejut ketika menonton Star Trek dan mengetahui adegan itu berada di pembukaan film, yep, termasuk yang Benedict bersuara dengan aduhainya, “I can help you.”

Kamu bisa membantuku nikmat dan puas, Mas?
Ternyata bisa!

Sepanjang film, kaum hawa disuguhi Benedict Cumberbatch dengan segala keseksian, kegantengan, dan suara mautnya.
DAMN YOU, J.J. ABRAMS FOR CUTTING OFF THE SHOWER SCENE!!!

Ahem.
Anyway, film ini sangat keren, walaupun for some reasons gue masih lebih suka sama yang pertama. Entahlah, mungkin yang pertama-pertama itu memang selalu lebih berkesan daripada yang berikut-berikutnya ya? 

 [Fast and Furious Series: Haloooohhh??]. 

Yang jelas gue rasakan sih di film kedua ini flare-nya makin menggila, kayanya kalau ngga ada flare tuh, orang-orang nggak bakal tau siapa yang bikin film ini, walaupun namanya sang sutradara udah kecetak gede banget di posternya.



Sebagai seorang non-Trekkie, jujur aja gue agak-agak tertawa pas Benedict menyebutkan line legendaris yang seperti judul film India itu. Mana gue tau kalau Khan itu adalah musuh bebuyutannya Enterprise, dan mana gue tau kalau aselinya si Khan Noonien Singh itu beneran orang berwujud ke-India-indiaan?

Well, Indian aside, Mas Sherlock ini memberikan penampilan yang sangat memukau. Yang bisa menandingi dia di Star Trek Into Darkness ini mungkin hanya Simon Pegg dan Zachary Quinto. Chris Pine menurut gue malah lebih keren di film pertama sebagai Captain Kirk. Di film ini, gue merasa dia agak-agak lempeng mukanya. Apalagi pas di adegan Kirk marah-marah ke Khan. Ya elah, Mas, muka lo sinetron banget!


Satu lagi yang bikin gue kaget adalah kemunculan bangsa Klingon. Kalau di series-nya gue ingat mereka kaum berambut hitam tebal dengan dahi seperti cappuccino art masa kini, dan pastinya akan membuat Tom Hanks dan Nicholas Cage minder. 

Sekali lagi saya tekankan, kalau deskripsi Robert Langdon di novel Da Vinci Code dan Angels & Demons itu tidak berjidat luas macam Tom Hanks. Mungkin lebih seperti Ralph Fiennes atau Pierce Brosnan.

[Tom Hengs: WOY! MASIH?!]

Tapi sekeren apapun bangsa Klingon, tetep Khan yang membantai mereka semua.
Haung.


Keperkasaan Benedict Cumberbatch di film ini tidak berhenti di membantai satu pleton tentara Klingon, tetapi juga ketika cock fight bertempur dengan Spock. Huwow! Asli keren banget itu adegan kelahinya, agak-agak sulit bernafas ketika melihatnya.


Anywho, kalau ada yang belum nonton, dan kena sial baca spoilers dari gue ini, maka disarankan sebaiknya segera menonton. Bisa dengan mencari bioskop yang masih memutar film ini entah di Indonesia bagian mana, atau dari DVD bajakan yang visualnya masih insyaallah. Lupakan Iron Man 3 dan ke-Disney-annya, pakai uang kalian untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti menonton Star Trek Into Darkness.



Notes.
- Star Trek Into Darkness poster came from Yahoo! UK Movies.
- Ben Cum came from fanpop.com, vulture.com, digitalspy.co.uk,
- Star Trek Into Darkness preview came from guardian.co.uk
- Benedict Cumberbatch showering came from comicsbeat.com
- Khan came from comicbookmovie.com
- Klingons came from filmschoolrejects.com 
- Quinto and Cumberbatch came from scoop.it
- Star Trek Into Darkness cast and JJ. Abrams came from escapepod.org


 
;