Showing posts with label blog. Show all posts
Showing posts with label blog. Show all posts
13 March 2014 1 comments

2014 Didn't ...

... turned out well so far.
Is it?
Or was it only me?


Udah mau memasuki tengah bulan ketiga, tapi gue masih belum menemukan si 2014 ini mau apa sama gue. Dan apa yang harus gue expect darinya.
Oke, mungkin gue bohong kalo bilang 2014 itu sejauh ini nggak menyenangkan, dan itu akan membuat gue sebagai orang yang melihat dunia dari sisi buruknya aja.

Yes, I did encounter some problems, mulai dari yang masuk akal sampe engga. But they're just being part of my life so far, and those were nothing, compared all the great things happened to me in the past three months or so.
Lagi pula, hidup akan membosankan kalau semuanya berjalan baik-baik saja, kan?
It's the imperfections that make everything ... perfect.

Dan masalah-masalah gue?
Gue memilih untuk tutup mata.
Betul?

Well, nggak selamanya itu betul.

As Robert Smith once said, "I tried to laugh about it, hiding the tears in my eyes."
 

But, for how long?
Kalo numpuk terus itu air mata lama-lama jebol juga kan?

Kadang ada beberapa penghalang yang bisa ditinggal, dan dia ngga akan muncul lagi di hidup kita. Tapi ada juga yang harus dihadapin dan diselesaikan. Seperti kalau kita main game.

Pasti pernah dong, udah ngabisin stok penghuni kebun binatang dan pake segala combo apapun, tapi itu musuh gak mampus-mampus? Sampe akhirnya kita capek, dan memutuskan untuk manyun ngga mau main game itu lagi. Tapi setelah beberapa lama, ketika kita coba lagi, we defeated the enemy in just one go.

Kadang masalahnya ngga bisa diselesaikan begitu aja dengan taro joystick.
Kadang kita perlu mencari jawabannya dari tempat lain. Website walkthrough, mungkin?

Eh, maksud gue ... Mungkin kita perlu 'make over' situasi. Bukan ngga mungkin permasalahan yang kita hadapi berasal dari kita sendiri, dan reaksi kita terhadap apa yang ada sama kita.

Gue mau curcol sedikit deh ...
Ada saatnya gue merasa kalau gue itu sendirian, bahkan ketika berada di tempat yang ramai dan orang-orangnya gue kenal semua. Jujur aja gue sendiri juga nggak tau kenapa bisa sampai merasa kaya gitu, but it just happened.
And surprisingly, in the past few weeks, this ‘phenomenon’ also happened to few people I know.


Padahal jaman kuliah dulu, gue selalu santai aja kemana-mana sendirian. Kalau lagi ngga ada kelas, gue bisa hop on a bus, terus pergi entah ke sudut kota yang mana, jalan-jalan sebentar, trus naik lagi bus yang sama tapi yang mengarah ke kota. As simple as that.
Then again, mungkin kondisi kotanya juga mendukung untuk melakukan itu ya :|

Tapi, mungkin itu yang perlu gue lakukan sekarang.
Have a life make-over.
Change the routine.
Do something out of the box.
Out of ... the familiarity.

Out of ... life as I know it now.

Well, not too extreme, perhaps. I still need some of the life I had now *looks at wallet*

It’s alright to go out of your personal Hobbiton once in a while, go on an adventure, an unexpected journey. Who knows you might meet your dwarfs, wizards, Elven King, dragon, and many more. Then you'll come back a different person, and you can react differently to your surroundings?


So, you’re facing problems that you never expected before?
Congratulations for growing up, and welcome to adulthood.



Notes:
- Husky came from http://www.favewalls.com
- Robert Smith came from http://www.nme.com
- Rex came from http://www.smosh.com
- Bilbo came from ttp://www.westernmorningnews.co.uk


21 February 2014 0 comments

When My Brain Is Doing What It Was Made For. To Think.



The Glaswegian Jakarta is back!

Setelah Imlek lewat, dan udara kembali panas, gue udah pasrah aja bernyanyi mengucapkan "Goodbye!" sama awan kelabu dan hujan, tapi hari ini mereka menyapa gue lagi. Bihik.

Anyway, mumpung udaranya lagi kaya gini, kita membahas topik yang cakung yuk [tahik, bahasa gue!]. Nope, bukan seputar makanan, karena gue hanya mahir makan, nggak mahir bikin review atau bikin blog kuliner whatsoever

Jadi gini, semalem itu kan malam Jumat dan tadi pagi gue menemukan tiga post bererot yang [menurut gue] sangat sesuai tema malam Jumat yang identik dengan seram. 

Yang pertama, post bertuliskan ‘Commitment is Scary’, ya udah lah ya, gak butuh penjelasan lebih lanjut ini mah.

Yang kedua itu post yang menjabarkan [duh, beneran deh bahasa gue!] perbedaan Suka, Sayang, sama Cinta. Ya, memang sebuah topik yang cukup berat untuk dibahas di malam Jumat. Maupun Jumat siang seperti ini. Jadi silakan dibaca aja post-nya, dan pikirkan sendiri. Saya malas bingung.


Pirsawan Blog: Terus kenapa diungkit di sini sik yang dua itu?! 
eLmo: Dih, terserah gue dong! blog juga blog gue! Guys? Halo? Ke mana kalian? Jangan tinggalkan aku ...

Anyway, post yang ketiga, dan yang paling bikin termenung, adalah berikut ini:


Aaaahhh ... just one week after that so-called day of love, the world is coming back to the way it should be. Real. Not all those mishy-mushy lovey-dovey thingy.

*dikejar segerombolan orang desa yang membawa obor, harpun dan garpu jerami*

So, have you?
It’s obviously not the most pleasant feeling in the world, but you just can’t deny that not all of them come with tears.

There are people that came with great memories, and when you looked to their photos and had all those feelings mentioned above, all you did was smile and reliving the good days you had with them using that small memory projectors in your head.

There are also people whom no matter how wonderful you had your days with them, no matter how sweet the separation was, but once you looked into their photos, you just can’t hold yourself to burst.

Even people who weren’t actually warming up to you, but even if they had a special place in your heart, you just can’t help your heart not breaking when seeing their photos. 
Like when John had to saw Sherlock jumped off the building right before his very eyes. John even pleaded Sherlock to ‘Don't be dead’ on his gravestone.


Yeah, there’s always have to be a fandom in my entries.
Problem?
The moment’s ruined, I know.

All I know, when you have to be apart with someone, you can never be ready. Even when you think you are. And, by God, it sucks even to think about it, yeah? Knowing that someone around you can be gone from your life at anytime, and that *points to the quote ... the Path post one, not the Sherlock one* happens.
And you know the cliche that comes with it?

“Time heals.”

Okay, it’s not a cliche, actually. It really is.
But don’t you just sick hearing people say that?
No?
Just me then :|

....................................

By the way, you’re not hoping for a solution of this matter in my blog, do you?
Cause I’m just as bad in goodbyes. Let alone saying goodbye to a person, I can’t even say goodbye to my stuffs. Well, some of them. Okay, most of them. Otherwise, my room will be a junkyard. An awesome one, that is. Mwahaha.

I still had this elephant doll that my Da bought me when I was still a wee kid. I think my age was about one-digit number, and my Ma told me I was crying like mad asking for that doll at [I think] Jakarta Fair. My Da didn't buy it for me straightaway, though, he bought it with his next [or the one after next] pay check.

Also, I cried like a sissy schoolgirl who just got dumped by her boyfriend when I was leaving Glasgow on my UK trip last year. The city was so beautifully quirky and artsy, I felt like coming home to a home I never knew I ever had.

See?
You can never be ready for separation, whatever it is.
All you can do is simply enjoying the times you are currently having.
You’ll be afraid, yes. But isn’t it good? Once you got afraid, you’ll do whatever it takes to avoid it to happen.
And if it happened eventually ... well, that’s life. Not everything’s in black and white. 
There’s always a rainbow, and pots of gold at the end of it.

Life’s not fair, isn’t it?
But, maybe we can make it fair with our own way. 
















Right.
Enough for now.
Hope you have a fantastic Friday night, my Bloglings! ^^ 

Notes: 
- Photo of grey Jakarta is mine.
- Path posts came from my friends at Path.

- Fanart of Sherlock came from scarvesarecool221b.deviantart.com 
- Photo of Glasgow is mine.
- Juliet and Mark came from Photobucket user Rore59.

10 June 2013 2 comments

Turn The Heat Up, Hannibal!


ACHTUNG!
Long entry with heavy imagery! 
Find yourself a good connection before opening this entry!


Hello, my name is eLmo, and I’m a Hannibal addict.

Yes, you read that right. I’m currently addicted to a certain TV series called Hannibal.
The Hannibal.
Doctor Hannibal Lecter, MD.

Gue pertama kali ‘kenalan’ sama Pak Dokter yang satu ini sekitar lima tahun yang lalu, ketika masih kuliah. Yeah, agak telat gue tau. Dulu pun gue pertama kali pengen nonton karena tau ada Gary Oldman di salah satu serinya Hannibal Lecter. Dan dengan dodolnya, gue dulu nontonnya ngacak, dimulai dari Hannibal, lalu The Silence Of The Lambs, sampai kemudian Red Dragon. Oh, kecintaan gue sama Hannibal juga membuat gue nonton Manhunter, yang rada cupu gitu deh, mending Red Dragon kemana-mana.

Walaupun gue telat sepuluh tahun lebih, tetapi gue bisa mengerti kenapa sampai banyak orang yang memuja-muji Sir Anthony Hopkins atas perannya sebagai psikiatris sakit jiwa ini. Akting beliau memang luar biasa! Aku jatuh cinta pada karakter dokter ini … 

Dan sampai saat ini gue masih menolak untuk menonton Hannibal Rising, karena gue merasa film itu udah menjual kekerasan dan gore. Hiii …

Kalau ada dari kalian yang sampai saat ini tidak atau belum menonton serial Hannibal ini, mendingan nonton deh. Daripada mantengin bokep sinetron atau serial-serial sitkom sok lucu, tapi jadinya malah nggak jelas (yeah, i’m talking to you, New Girl!).

It’s deadly smart, and very ... VERY beautiful.
Yep, formula yang kayanya dialergiin sama orang Amerika, hence rating-nya nggak tinggi-tinggi amat, dan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk sang stasiun TV sampai akhirnya disantap Hannibal Fannibals membuat keputusan akan meneruskan atau enggak *rolls eyes sampai mentok*.

Sedikit informasi untuk kalian yang sedang berpikir untuk menonton serial ini, timeline-nya seputar Red Dragon, ketika Hannibal dan Will Graham pertama kali bertemu dan sort-of bekerja sama membuat keluarga kecil bahagia menyelesaikan kasus-kasus dari FBI.



Salah satu alasan yang membuat gue tergila-gila sama serial ini adalah script-nya. Semacam udah gila itu Bryan Fuller!

Ketika tulisan ini diturunkan, episodenya udah ada sebelas biji, dan jantung juga hati ini pun dibuat seolah ada sebelas biji oleh Om Bryan! Dibikin naik-turun kaya di rollercoaster, tapi duduknya terbalik, madep belakang! Sinting banget! Kasus-kasusnya, storyline, semua sinting, deh, pokoknya!
Penonton disuruh  jadi gila dan cenut-cenut in a beautiful and delicious way.


Kalau ada yang nonton Pushing Daisies dulu, mungkin masih ingat bagaimana Om Bryan membuat serial itu memiliki visual dan cinematography yang indah sekali.
Kalau kalian nggak nonton, jangan sedih, gue juga baru beberapa bulan yang lalu, koq, nonton serial itu. Dan jatuh cinta sama bapaknya Orlando Bloom Lee Pace yang hobi naik rusa dengan gemulai ganteng dan beralis tebal itu.


Hannibal juga seperti itu. Visualnya indah semi-surreal, dengan colour palette yang lebih gelap dari Pushing Daisies, tentu saja. Bahkan adegan-adegan gore-nya tuh nggak terlalu mengerikan. At least buat gue, yang nggak berani nonton adegan potong kaki di Saw, dan nggak bisa tidur semalaman karena dihantui suara ‘krek-krek-krek’ potong kaki itu. Film keparat!

It’s hard to talk about Hannibal Lecter without mentioning his beautiful cuisine … of human meat. 

Dan tentu saja di serial indah ini kita juga akan melihat makanan-makanan dari daging manusia itu tersaji ... dengan indahnya.

Yes, it will make your mouth watery and your stomach growls. 

Serial ini memiliki food decorator-nya sendiri
To see the sketches itself is very lovely! 
The cuisine by our beloved cannibal Doctor will make you forget that everything is people, and people are meat.



Nggak cuma makanannya yang indah, Pak Dokter di serial ini yang memasak pun terlihat indah.
A handsome, educated, suave gentlemen who cooks. Oh yeah ...



 Have I scared you yet?
What if I showed you this photo?
 

Still frightened of me?

Yep, lelaki yang biasanya memiliki mata picek di sebelah kiri ini sekarang menjadi psikiater kanibal yang menjadi sumber meletusnya banyak ovarium di timeline Twitter gue. Dan, ovarium berantakan aside, gue harus mengakui kalau Mads Mikkelsen memerankan sang psikiater dengan sangat baik.


The body gestures, the way he speaks, the deadly calmness, even the boyish and cute side of Hannibal, he can deliver it well, without making the Doctor looked goofy.



Hugh Dancy juga sangat memilukan sebagai Will Graham yang neurotik. Muka tertekannya itu, lho. Kadang gue sampe ikut-ikutan sakit kepala kalau lihat dia lagi stres.

Him and Mads gave a fantastic performance. It’s like a lethal masculine dance between two men, that will end in death for whoever stopped dancing first. 


And, damn, Mads Mikkelsen is one fine man!
Mads dan Sir Hopkins menjadi satu orang Hannibal dengan dua cara yang berbeda, dan dua-duanya sama mengerikan. Si Hopkins menjadi Hannibal yang udah jelas ketahuan sinting, tetapi Mads jadi Hannibal yang masih ‘menyamar’ menjadi manusia biasa, yang at the same time terlihat inosen dan enak sekali dipeluk.

Gue suka sekali beberapa gesture sederhana Pak Dokter, yang malah membuat dia terlihat unyu, seperti misalnya ketika Hannibal dan Will ngedatengin Abigail (siapa Abigail? Udah nonton aja) di rumah sakit, dan Pak Dokter ini terlihat sedang menata tanaman di kamar Abigail.
Ngok.



Oh, sweet gods of Scandinavia!
Look at that body! He can take me to his kitchen anytime he wants.


Dan, of course, seperti beberapa tahun lalu ketika gue (dan Suppi) kesambet sama pendeta tengil di Stigmata, Gabriel Byrne, kali ini gue kesambet sama Pak Dokter kanibal lugu, Mads Mikkelsen. Dan dengan dodolnya, gue baru ngeh kalau beliau asal Denmark ini ternyata udah bermain di beberapa film Hollywood yang sebenernya udah gue tonton, seperti Casino Royale (kalo ini sih ngeh banget, secara di film ini beliau memakai inhaler dengan seksinya), Clash Of The Titans, The Three Musketeers (beliau agak kealingan Luke Evans, Orlando Bloom, Christoph Waltz, Milla Jovovich dan Matthew MacFadyen kali ya di film ini?), dan King Arthur (walaupun dulu gue nontonnya di DVD bajakan dengan seperempat perhatian saja).

Seolah koleksi om-om paruh baya menggairahkan gue masih belum cukup, si Om Mads ini harus menjadi seorang om-om yang memiliki sense of humour yang bagus, bold and no-nonsense honest during interviews, hobi memasak makanan Asia (Thai and Chinese), looked highly sexy while smoking (dan gue tidak merokok, maupun senang ada orang merokok di dekat gue), tinggi-besar-kekar, berpantat bagus (bok, film-film doi sebelum masuk Hollywood selalu ada adegan telenjinya!), mahir berbagai bahasa, dan … he’s a dancer.


 *ngepel*
*ganti popok*


Anyway, Mads aside, Hannibal is a great show to watch. And it’s really GREAT that it got a second season!

Oh, dan sang creator, Bryan Fuller itu menggemaskan sekali! Dia hobi membalas mentions dari penggemar Hannibal! Gue dan teman gue, Yayoi (bukan nama sebenarnya) lagi hobi banget bertanya-tanya seputar upcoming possibilities of Hannibal, bahkan kadang cuma sekedar mention aja, sambil kasih campaign hashtag. Hihihi.
Selain Om Bryan, ada juga beberapa akun fanmade yang kerjaannya kasih fan service. Balas-balasin mention Fannibals dengan karakter yang lagi mereka mainin, asli lucuk banget XD


 

Untuk rekan-rekan penggemar The X-Files, mari kita bernostalgia dengan menyaksikan Tante Gillian Anderson yang suwangat cuwantek keterlaluan! Beliau jadi apa di sini?
Jadi psikiaternya Hannibal.

Ini koq ya psikiater sama pasien hot dan sexual tension-nya kenceng gini sih? Mencemaskan.

So, are you ready to welcome the Hannibal fandom in your life?
If you are, you must be warned that nothing there is vegetarian.

 


Notes.
- Hannibal series poster came from http://www.scifinow.co.uk
- Hannibal Hopkins came from http://moviesmedia.ign.com
- Jack Crawford and Hannibal came from http://www.csmonitor.com
- Will and Hannibal in Abigail's room came from monstersandcritics.com
- Kitchen production came from http://ftp.joblo.com
- Pushing Daisies came from http://robot6.comicbookresources.com
- Hannibal and dining table came from Facebook :|
- Hannibal cooking came from Tumblr.
- Hugh Dancy as Will Graham came from http://www.filmoa.com
- Hugh Dancy and Mads Mikkelsen came from http://www.cinemablend.com
- Mads Mikkelsen photos came from various Mads-related Tumblr
- Gillian Anderson came from http://www.lapalomitamecanica.com


22 May 2013 2 comments

Cerita Pendek Chewwie



Ini Chewwie. Atau nama panjangnya Chewbacca Asu.
Dia anjing berwarna putih dan aneh yang tinggal bersama gue di rumah. Sekarang gue mau bercerita sedikit soal anjing aneh ini.

Selain Chewwie, di rumah gue juga tinggal seekor kucing yang nggak kalah aneh. Namanya Mprul

Nama panjangnya Penny Mprul, atau kalau versi adik gue, Jala Penny Lane Mprul. Gue sama adik gue bergantian mengganti pasir toiletnya si Mprul ini, dan dua malam yang lalu giliran gue.
Waktu gue lagi mengambil kotak toilet si Mprul, gue dengar di Chewwie mengendus-endus pintu rumah gue, dan gue mendengar suara klinting-klinting, seperti logam bertemu ubin. Gue sempat bingung, masa waktu gue pulang tadi kuncinya masih nempel di bagian luar pintu? Akhirnya gue cek ke tempat kunci rumah. Semua kunci ada di situ. 


Akhirnya gue berpikir, mungkin itu Chewwie mainan kunci kandangnya.
Gue pun lanjut ke teras rumah untuk mengganti pasir toilet Mprul.

Teras rumah gue dipasangi pembatas untuk ke garasi, maksudnya supaya si Chewwie nggak naik ke teras dan bermain dengan tumbuhan-tumbuhan Emak gue. Ketika gue membuka pintu teras, gue melihat Chewwie sudah mengangkat kepalanya ke arah gue. Kemudian gue lihat dia menunduk, seperti sedang makan dan menghampiri gue di teras.

Dan gue mendengar bunyi itu lagi.
Klinting!

Karena penasaran, gue lihat apa yang menimbulkan suara itu.
Apa yang gue lihat membuat gue kaget. Dan tertawa.

Chewwie membawakan gantungan kunci gue yang berbentuk L Death Note, dan entah kapan terjatuh di luar rumah.

You’re a good boy, Chewwie!

Notes.
- All photos are mine.

 
;