10 April 2013

[Review.Movie] Stoker.2013



Nope, film ini bukan bercerita mengenai si Mbah yang bertanggung jawab akan kisah cinta memilukan seorang vampir penghisap darah, Count Dracula, dan tunangan orang lain bernama Wilhelmina Murray. Walaupun, menurut gue, film ini tidak mengecewakan sebuah nama Bram Stoker.

Mungkin nggak banyak yang tahu kalau penulis skenario film ini adalah seorang lelaki yang sempat berjaya di dunia pertelevisian sebagai narapidana ganteng yang badannya penuh tato peta penjara berbentuk syaiton (?), karena dia mau membebaskan abangnya. Yup, Wentworth Miller of Prison Break, atau mungkin kalau ada yang lebih suka nonton video klip Mariah Carey yang It’s Like That atau We Belong Together, ya si abang inilah bintang prianya (kedua video itu disutradarai oleh Brett Ratner lho, gue baru tau).

Anywho, let’s talk about the movie.
Honestly, gue pertama kali mengetahui keberadaan Stoker itu melalui teaser poster-nya yang seperti sampul buku dark twisted fantasy story for young adult. Nonton trailer-nya gue malah nggak ngerti ni film maunya apa. Sejak saat itu agak-agak nggak terlalu memperhatikan lagi soal film ini. Tapi, ya, seperti orang awam pada umumnya, gue mengira ceritanya gak jauh-jauh dari keturunan Bram Stoker dan segala makhluk penghisap darahnya. Tetapi, ternyata salah, euy. Emang sih Wentworth Miller sendiri mengakui kalau film ini terinspirasi dari Bram Stoker, walaupun demikian film ini hanya menambil nuansa Gotik dan thrillernya, justru nggak ada vampir-vampirnya acan. 

Tersebutlah seorang gadis cantik bernama India (Mia Wasikowska, yang sudah dewasa sejak kembali dari berpesta teh bersama Johnny Depp di Wonderland), yang baru saja kehilangan ayahnya (Dermott Mulroney, bukan, orang ini bukan yang di American Horror Story maupun Grey’s Anatomy, ini yang di My Best Friend’s Wedding). Ketika sedang masa berkabung, ibunya (Nicole Kidman, yang nggak guna di film ini :| ) mengenalkan adik sang ayah, Uncle Charlie (Matthew Goode) ke India. Bahkan sejak pertama kali bertemu, India sudah merasakan ada yang nggak beres sama si Uncle Charlie ini, selain mukanya yang kelewat ganteng, pandangan mata dan senyumnya si paman ini juga kelewat ganteng nggak pada tempatnya, as in ada yang nggak beres dari pandangan mata dan senyumannya, bukan matanya ada di jidat, senyumnya di pipi gitu ya, adik-adik, lebih kompleks dari itu. 
But, no one can quite place what is wrong with him.

Selain India, sepanjang film penonton juga diajak menerka-nerka, apa yang salah sama si Paman Charlie ini, selain kegantengannya yang agak di luar batas. Dan kenapa dia tiba-tiba muncul di keluarga ini. Selama pencarian jawaban inilah gue, yang sok-sok mengaku penulis ini, sangat kagum dengan kemampuan merangkai kisah si Wentworth Miller. Mungkin, ceritanya memang enggak se-twisted Christopher Nolan dengan Memento-nya, atau Michael Cooney dengan Identity-nya, tapi sepanjang film, banyak detail cerita yang cukup mengejutkan.

Nggak hanya otak yang sibuk excited ketika menonton film ini, tetapi juga telinga dan, of course, mata. Sepanjang film penyuguhannya sangat indah dan breathtaking, baik pengambilan gambar secara detail maupun long shot.

Sedikit spoiler soal pengambilan gambar, ada satu adegan yang membuat gue cukup jaw-drop ketika menonton film ini, yaitu ketika India yang curiga sama Charlie berbicara dengan si paman itu, tetapi yang terlihat hanya India, dan body language-nya yang preventif, sedangkan Charlie hanya berupa bayangan. Yep, siluet, dan terlihat dia sedang memegang pisau.
Anjrit, menurut gue itu keren banget!

Nggak hanya adegan-adegan yang bernuansa harafiah, pengambilan gambar bertema metafornya juga sangat sinting. Beneran deh gue kagum banget sama sutradara dan Director of Photography-nya. Detail audio juga menambah ketegangan film ini. Sebagai orang yang (kemungkinan) mengidap misophonia, bunyi-bunyian yang berulang secara teratur dan stagnan cukup mengganggu gue, tetapi waktu menonton film ini, gue baru tau kalau suara metronom di atas piano yang digabungkan dengan adegan menegangkan itu bisa menstimulasi detak jantung untuk bergerak kacau, menentang ‘kemapanan’.

Kalau kalian penggemar film-film yang memanjakan visual, gue sangat menyarankan untuk menonton film ini. Well, yeah, agak-agak anime atau film Eropa sih visualnya, tapi sangat enggak rugi untuk menontonnya! Indah banget. Terakhir kali gue bener-bener amazed sama film bervisual indah, tapi bukan kolosal atau fantasi out of this world itu kayanya Nochnoy Dozor, atau yang lebih dikenal dengan Night Watch (bukan yang Ewan McGregor). Subtitle-nya itu lho! Sampe merinding gue nontonnya.

Over all, film ini sangat mengejutkan dan menghibur mata dan telinga. Highly recommended, terutama untuk kalian yang suka film-film twisted and dark psychological thriller.
Sorry to say, film ini enggak gory, walaupun di trailer-nya tampak berdarah-darah. Tapi, asli nggak nyesel nontonnya, beneran. Bahkan kalau perlu, nonton lebih dari sekali, karena gue yakin masih ada detail-detail sinting yang kemungkinan kelewat waktu nonton pertama kali, karena sibuk ber-‘OH SHIT!!!’.

Konon, selain merupakan skrip pertama Wentworth Miller, film ini juga merupakan karya berbahasa Inggris pertama Chan-wook Park. Yup, sutradaranya orang Korea. So you all K-Pop lovers, go watch this movie, it’s beautiful, it’s fantastic to watch, and it’s highly amazing! By the way, jujur aja, gue belum nonton film-filmnya Mr. Park yang lain, tapi kayanya menarik, ya? Ada yang udah pernah nonton film beliau yang lain?



Notes.
- Stoker teaser poster came from http://www.filmoria.co.uk
- Wentworth Miller and tats came from screenrant.com
- Evie and India came from bloody-disgusting.com
- India and Charlie came from horrornews.net 
- India and statue came from http://www.standard.co.uk 
- India, Evie, and Charlie came from theartsyfilmblog.com 
- Stoker gif came from foxsearchlightpictures.tumblr.com 
- India and shoes came from mishkanyc.com

0 comments:

Post a Comment

 
;